Pemanis Buatan: Apa Saja jenis, Manfaat, hingga Efek Sampingnya

pemanis buatan

Pemanis buatan kini menjadi alternatif populer untuk menggantikan gula biasa dalam berbagai produk makanan dan minuman. Namun, ada banyak perdebatan tentang keamanan dan efek sampingnya. 

Pengertian Pemanis Buatan

Pemanis buatan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menggantikan gula. Bahan ini sering ditemukan dalam produk seperti minuman ringan, permen, makanan kemasan, dan obat-obatan. 

Pemanis ini memiliki rasa manis yang jauh lebih kuat dibandingkan gula biasa, namun dengan sedikit atau tanpa kalori.

Alasan Mengapa Menggunakan Pemanis Buatan

Pemanis buatan digunakan karena dua alasan utama yakni untuk mengurangi asupan kalori dan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus seperti diabetes. Selain itu, pemanis ini juga tidak menyebabkan kerusakan gigi seperti gula.

Penelitian Terkait Pemanis Buatan

Beberapa jurnal ilmiah telah membahas secara komprehensif mengenai pemanis buatan sebagai bahan kimia yang berperan sebagai pengganti gula ini. Ada pun beberapa jurnal penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Artificial Sweeteners and Their Health Effects

Jurnal ini diterbitkan oleh Critical Reviews in Food Science and Nutrition. Studi ini menemukan bahwa meskipun pemanis buatan seperti aspartam, sakarin, dan sucralose umumnya dianggap aman, ada beberapa bukti yang menunjukkan efek samping seperti gangguan pencernaan dan dampak negatif pada mikrobiota usus. 

Selain itu, pemanis buatan juga berpotensi mempengaruhi persepsi rasa manis dan pola makan seseorang, yang bisa berdampak pada pengendalian berat badan.

2. Artificial Sweeteners: Mechanisms, Effects, and Public Health Implications

Jurnal ini telah publish di Trends in Endocrinology & Metabolism. Jurnal ini membahas bagaimana pemanis buatan berfungsi sebagai pengganti gula tanpa kalori. 

Namun, penggunaan jangka panjang dapat memengaruhi metabolisme tubuh, termasuk meningkatkan risiko resistensi insulin. Ditekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi dampak jangka panjang terhadap kesehatan.

Baca juga, Makanan yang Wajib Dihindari Pengidap Asma

3. Artificial Sweeteners and Cardiometabolic Health: A Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials

Jurnal ini telah publish di PLOS Medicine. Studi ini merupakan meta-analisis yang mengevaluasi dampak pemanis buatan terhadap kesehatan kardiometabolik. 

Hasil menunjukkan bahwa pemanis buatan tidak secara signifikan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau diabetes, tetapi efek pada kontrol glukosa dan berat badan masih bervariasi. 

Pemanis buatan dapat digunakan sebagai alat untuk mengurangi asupan kalori, tetapi penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati.

Jenis-jenis Pemanis Buatan

Pemanis buatan sendiri memiliki beberapa jenis yang memiliki karakteristik, manfaat, dan efek sampingnya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa jenis lengkap beserta penjelasannya.

Aspartam

Aspartam adalah salah satu pemanis buatan yang paling populer dan ditemukan dalam banyak produk makanan dan minuman, termasuk minuman diet, permen karet, dan makanan ringan rendah kalori. 

Aspartam memiliki kalori yang sangat rendah dan 200 kali lebih manis daripada gula biasa.

  • Manfaat: Mengurangi kalori tanpa mengorbankan rasa manis, cocok untuk penderita diabetes.
  • Efek samping: Tidak cocok untuk penderita fenilketonuria (PKU), karena tubuh mereka tidak dapat memetabolisme fenilalanin, salah satu komponen aspartam.

Sakarin

Kemudian jenis yang kedua adalah Sakarin. Sakarin adalah pemanis buatan tertua yang digunakan sejak lebih dari 100 tahun lalu. Sakarin 300-400 kali lebih manis daripada gula biasa dan sering ditemukan dalam produk seperti minuman diet, makanan kaleng, dan pemanis meja.

  • Manfaat: Tidak memiliki kalori dan tidak meningkatkan kadar gula darah, sehingga aman bagi penderita diabetes.
  • Efek samping: Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan risiko kanker, tetapi belum ada bukti kuat pada manusia. Sakarin dapat menyebabkan rasa pahit atau aftertaste pada beberapa orang.

Sucralose

Sucralose dikenal luas dengan merek dagang seperti Splenda dan tahan terhadap panas, sehingga sering digunakan dalam baking atau memasak. Sucralose 600 kali lebih manis daripada gula dan tidak mengandung kalori.

Sucralose tidak mempengaruhi kadar gula darah, cocok untuk penderita diabetes, dan dapat digunakan dalam memasak karena stabil pada suhu tinggi.

Efek sampingnya adalah beberapa penelitian menunjukkan sucralose dapat mengganggu mikrobiota usus dalam jangka panjang.

Neotame

Neotame adalah pemanis buatan yang sangat kuat, 7.000 hingga 13.000 kali lebih manis dari gula. Digunakan dalam jumlah kecil, neotame cocok untuk makanan yang membutuhkan daya manis tinggi dengan sedikit penambahan bahan.

Neotame sangat efektif dalam jumlah kecil, tidak meningkatkan kadar gula darah, dan aman untuk penderita diabetes. Umumnya dianggap aman, namun efek jangka panjang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Efek Samping dan Risiko Penggunaan Pemanis Buatan

Kendati demikian, pemanis buatan memiliki efek samping dan risiko dalam penggunaannya, terutama dalam jumlah penggunaan yang berlebihan. Setidaknya ada beberapa efek samping atau risiko yang penting untuk Anda ketahui.

1. Gangguan Pencernaan

Beberapa jenis pemanis buatan, seperti sucralose dan aspartam, dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan mikrobiota usus. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gejala seperti kembung, diare, dan gangguan pencernaan lainnya.

Hal ini sejalan dengan sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Toxicology and Environmental Health menemukan bahwa sucralose dapat mengubah mikrobiota usus dan mengurangi jumlah bakteri baik, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.

2. Risiko Metabolisme dan Resistensi Insulin

Kemudian risiko lainnya ialah kemungkinan terjadi gangguan metabolisme hingga resistensi insulin. Meskipun pemanis buatan mengandung sedikit atau tanpa kalori, ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaannya dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2.

Studi dalam Cell Metabolism menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan dapat mengubah cara tubuh merespon glukosa, meningkatkan risiko resistensi insulin dan penambahan berat badan.

3. EFek Kardiovaskular

Beberapa studi menunjukkan bahwa pemanis buatan mungkin terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, meskipun bukti ini masih bersifat terbatas dan perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan tersebut.

4. Kesehatan Mental

Efek samping penggunaan pemanis buatan juga dapat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Aspartam, khususnya, telah dikaitkan dengan efek samping seperti sakit kepala, mood swings, dan bahkan gangguan kognitif pada beberapa individu. 

Efek ini diduga karena fenilalanin, salah satu komponen aspartam, yang dapat mempengaruhi neurotransmitter di otak.

Perhatikan Konsumsi Pemanis Buatan

Pemanis buatan menawarkan solusi bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi gula, terutama bagi penderita diabetes atau yang ingin menurunkan berat badan. 

Namun, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan tetap memperhatikan efek samping yang mungkin muncul. Konsultasikan dengan tenaga medis jika Anda memiliki kekhawatiran terkait penggunaan pemanis buatan dalam diet sehari-hari.

Nantikan informasi seputar kesehatan lainnya melalui artikel Salam-Homecare.

Kenali Apa Itu Hepatitis C serta Pengobatan dan Cara Pencegahannya

Penting untuk mengetahui salah satu jenis penyakit hepatitis yakni hepatitis C dimulai dari gejala, pengobatan, hingga pencegahannya sebagai langkah preventif.

Apa Itu Penyakit Hepatitis C

Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang cukup banyak diidap oleh manusia. Penyakit ini menyerang organ vital tubuh kita yakni hati atau liver. 

Secara umum, hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut meliputi infeksi virus, penggunaan alkohol berlebihan, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, atau infeksi cacing hati.

Anda bisa mengetahui lebih lengkap seputar hepatitis di artikel Salam-Homecare yang membahas seputar apa itu penyakit hepatitis.

Perlu Anda ketahui bahwasannya penyakit hepatitis juga memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah penyakit hepatitis C. Pada dasarnya hepatitis C adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). 

Virus ini menginfeksi sel-sel hati dan dapat menyebabkan peradangan yang berkepanjangan, yang dalam beberapa kasus bisa berkembang menjadi penyakit hati kronis. Hepatitis C membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi serius seperti sirosis hati hingga kanker hati.

Penyakit Hepatitis C dalam Angka

Berdasarkan catatan WHO Global Health Observatory 2022 for HCV, prevalensi hepatitis C pada tahun 2022 mengalami penurunan dari 1% di tahun 2013 menjadi 0,5%. 

Perbedaan Hepatitis C dan Jenis Hepatitis yang Lain

Kemudian apa sajakah perbedaan antara penyakit hepatitis C dengan jenis penyakit hepatitis yang lain? Ada pun penjelasan selengkapnya telah kami jabarkan dalam tabel di bawah ini: 

Poin-poinHepatitis CHepatitis AHepatitis B
Faktor PenyebabVirus Hepatitis C (HCV)Virus Hepatitis A (HAV)Virus Hepatitis B (HBV)
Cara Penularanmelalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, seperti melalui jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah sebelum skrining, dan penggunaan peralatan medis yang tidak disterilkan. Melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses dari seseorang yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.Melalui darah, cairan tubuh, dan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi dari ibu ke bayi selama persalinan.
DurasiDapat bersifat akut atau kronis. Infeksi akut bisa berkembang menjadi kronis dalam banyak kasus, yang dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati.Umumnya akut dan tidak kronis. Kebanyakan orang sembuh sepenuhnya dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.Dapat bersifat akut atau kronis. Hepatitis B akut bisa sembuh sendiri dalam beberapa bulan, tetapi infeksi bisa menjadi kronis, terutama jika infeksi terjadi di usia muda.
VaksinUntuk saat ini, hepatitis C belum memiliki vaksin.Untuk pencegahannya dapat menggunakan vaksin hepatitis AUntuk pencegahannya dapat menggunakan vaksin hepatitis B yang diberikan kepada bayi dan kelompok berisiko tinggi.

Penyebab Penularan Hepatitis C

Sebagai langkah pencegahan, Anda perlu mengetahui apa sajakah faktor yang menyebabkan penularan penyakit hepatitis C. Setidaknya ada beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya penularan penyakit hepatitis C, meliputi:

1. Penggunaan jarum suntik bersama

Faktor yang pertama ialah penggunaan jarum suntik bersama. Hal tersebut dikarenakan darah yang terkontaminasi masih menempel pada jarum tersebut dan kemudian masuk ke aliran darah di dalam tubuh orang lain.

2. Transfusi Darah

Kemudian faktor yang kedua adalah penularan hepatitis C dapat terjadi karena kegiatan transfusi atau donor darah. Hal ini dikarenakan darah yang mengandung hepatitis C dapat menyebar ke dalam tubuh melalui aliran darah.

Kendati kasus ini jarang terjadi, akan tetapi sebagai langkah antisipasi perlu pemeriksaan yang intens sebelum melakukan transfusi darah agar penyakit hepatitis C tidak menjangkiti orang lai atau si penerima transfusi darah tersebut.

3. Penggunaan Peralatan Medis

Selanjutnya adalah penularan hepatitis C juga dapat disebabkan oleh penggunaan peralatan medis. Alat medis atau perawatan yang tidak steril, seperti dalam prosedur medis atau bedah di fasilitas kesehatan yang tidak menerapkan praktik steril yang baik.

Jika alat medis atau perawatan tidak disterilkan dengan benar, bisa menyebabkan penyebaran darah terinfeksi. Tentu hal ini WAJIB menjadi perhatian bagi para praktisi kesehatan di fasilitas kesehatan. 

4. Kontaminasi Peralatan Pribadi

Perlu Anda waspadai karena penularan hepatitis C juga bisa disebabkan oleh kontaminasi dari penggunaan peralatan pribadi, misalnya alat cukur, sikat gigi, dan lain-lain. Hal ini karena adanya potensi terkontaminasi oleh darah penderita.

Jika peralatan tersebut terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi, bisa menularkan virus jika digunakan oleh orang lain.

5. Kontak Seksual

Penularan hepatitis C juga bisa disebabkan oleh kontak atau hubungan seksual. Kendati demikian risikonya jauh lebih rendah dibandingkan dengan cara penularan melalui darah. 

Risiko penularan seksual biasanya lebih tinggi jika terdapat luka atau pendarahan selama hubungan seksual.

6. Dari Ibu Ke Bayi

Penularan Hepatitis juga dapat terjadi dari ibu ke anak bayinya. Penularan dari ibu yang terinfeksi hepatitis C kepada bayi saat persalinan. Virus dapat menyebar selama proses kelahiran, meskipun risiko ini tergolong rendah.

Gejala Hepatitis C

Setidaknya ada beberapa gejala penyakit Hepatitis C yang perlu Anda ketahui. Berikut ini adalah beberapa diantaranya.

Gejala Hepatitis C Akut

Gejala hepatitis C akut dapat muncul 2 hingga 6 bulan setelah terpapar virus. Namun, tidak semua orang mengalami gejala pada fase ini. Jika gejala muncul, mereka bisa termasuk:  

  • Kelelahan: Rasa lelah yang tidak biasa dan sulit untuk diatasi. 
  • Nyeri Perut: Terutama di bagian atas kanan perut, di mana hati berada. 
  • Ikterus: Kulit dan mata yang menguning, tanda bahwa bilirubin dalam darah meningkat. 
  • Urine Gelap: Warna urin menjadi lebih gelap dari biasanya. 
  • Feses Pucat: Feses bisa berwarna lebih terang atau pucat. 
  • Kehilangan Nafsu Makan: Penurunan minat terhadap makanan. 
  • Mual dan Muntah: Merasa mual dan terkadang muntah. 
  • Nyeri Sendi dan Otot: Rasa nyeri pada sendi dan otot. 
  • Demam Ringan: Demam yang mungkin muncul bersama gejala lainnya.

Gejala Hepatitis C Kronis

Hepatitis C sering kali menjadi infeksi kronis, yang berarti infeksi bertahan lebih dari 6 bulan dan bisa berlangsung seumur hidup jika tidak diobati. Gejala hepatitis C kronis mungkin tidak terlihat pada awalnya, tetapi seiring waktu dapat berkembang menjadi:  

  • Kelelahan Kronis: Kelelahan yang terus-menerus dan tidak kunjung hilang. 
  • Nyeri Perut atau Ketidaknyamanan: Nyeri atau rasa tidak nyaman di area perut, terutama di sisi kanan atas. 
  • Ikterus: Kulit dan mata menguning akibat penumpukan bilirubin. 
  • Edema: Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki. 
  • Ascites: Penumpukan cairan di rongga perut yang menyebabkan perut membesar. 
  • Rasa Gatal: Gatal-gatal di kulit yang tidak dapat dijelaskan. 
  • Kehilangan Nafsu Makan dan Penurunan Berat Badan: Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Pengobatan Hepatitis C

Pengobatan hepatitis C telah mengalami kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan terapi yang kini jauh lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan terapi lama. Berikut adalah panduan umum mengenai pengobatan hepatitis C

Terapi Antiviral Modern

Direct-Acting Antivirals (DAAs) adalah jenis obat yang paling umum digunakan saat ini untuk mengobati hepatitis C. DAAs bekerja dengan menghambat berbagai tahap dalam siklus hidup virus hepatitis C. Pengobatan ini sangat efektif, dengan tingkat penyembuhan yang tinggi dan durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan pengobatan sebelumnya.  

  • Jenis DAAs: Beberapa obat DAAs yang umum digunakan termasuk sofosbuvir, ledipasvir, daclatasvir, dan velpatasvir. Obat-obatan ini sering kali digunakan dalam kombinasi. 
  • Durasi Pengobatan: Biasanya berlangsung antara 8 hingga 12 minggu, tergantung pada jenis virus hepatitis C, derajat kerusakan hati, dan obat yang digunakan. 
  • Efektivitas: Banyak pasien dapat sembuh sepenuhnya dari infeksi hepatitis C dengan pengobatan ini, dengan tingkat kesembuhan yang mencapai lebih dari 95%.

Pengobatan untuk Infeksi Kronis dan Komplikasi 

  • Pengobatan untuk Sirosis: Jika infeksi telah menyebabkan sirosis (kerusakan hati), pengobatan tetap penting untuk mengatasi infeksi dan mencegah perkembangan lebih lanjut. Terapi DAAs tetap efektif pada pasien dengan sirosis. 
  • Pemantauan Kesehatan Hati: Pasien dengan hepatitis C kronis harus memantau kesehatan hati secara teratur, termasuk tes fungsi hati dan, jika diperlukan, pemeriksaan untuk deteksi kanker hati (seperti USG hati).

Pencegahan Hepatitis C

Selain pengobatan, Anda juga perlu mengetahui langkah pencegahan supaya tidak tertular penyakit Hepatitis C. Adapun beberapa langkah tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Hindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama

Pada dasarnya, penularan hepatitis C melalui kontaminasi darah dari penderita. Oleh karena itu Anda jangan menggunakan jarum suntik secara bersamaan, ditambah lagi dalam konteks penggunaan obat-obatan terlarang.

2. Hindari Penggunaan Barang Pribadi secara Bersama

Kemudian yang kedua, hindari penggunaan barang pribadi secara bersamaan seperti sikat gigi atau alat cukur. Hal tersebut menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi darah antara pengidap hepatitis C dengan orang lain.

3. Lakukan Tes dan Pemeriksaan Rutin

Kemudian sebagai langkah pencegahan, Anda perlu melakukan tes darah atau pemeriksaan secara berkala. Sehingga hepatitis C dapat terdeteksi sejak awal dan Anda bisa melakukan langkah-langkah yang diperlukan sedini mungkin.

Anda bisa menggunakan layanan pemeriksaan laboratorium Home Care dari Salam-Homecare. Selain kemudahannya, Anda juga dapat memperoleh layanan pemeriksaan kesehatan dengan hasil yang cepat dan akurat.

Langsung saja yuk cek layanannya untuk pemeriksaan kesehatan yang lebih optimal.

Itulah informasi seputar penyakit hepatitis C lengkap dengan gejala, pencegahan, pengobatan, hingga penyebab penularannya. Nantikan informasi seputar kesehatan lainnya dari Salam-Homecare.

Kenali Apa Itu Penyakit Hepatitis B: Gejala, Pengobatan, hingga Cara Pencegahannya

Hepatitis B merupakan salah satu jenis hepatitis yang berisiko menular. Anda perlu mengetahui karakteristik penyakit ini dan bagaimana cara pencegahan atau pengobatannya.

Mengenal Apa Itu Hepatitis B

Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang berkaitan dengan gangguan pada organ hati atau liver. Penyakit ini sangat mempengaruhi kinerja organ hati yang sangat vital bagi tubuh meliputi penyaringan racun, dan lain-lain.

Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut meliputi infeksi virus, penggunaan alkohol berlebihan, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, atau infeksi cacing hati.

Untuk mengetahui lebih lengkap informasi seputar penyakit ini, Anda bisa membacanya dalam artikel Salam-Homecare yang membahas seputar apa itu penyakit hepatitis.

Salah satu jenis hepatitis yang umum dijumpai ialah penyakit hepatitis B. Berdasarkan cdc.gov, Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini menginfeksi sel-sel hati dan dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan hati. 

Hepatitis B dapat menjadi infeksi akut yang berlangsung beberapa minggu atau menjadi infeksi kronis yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.

Perbedaan Antara Hepatitis B dengan Jenis Hepatitis Lain

Selain itu, terdapat beebrapa perbedaan antara hepatitis B dengan jenis-jenis hepatitis lainnya. Adapun beberapa perbedaan antara hepatitis B dengan jenis hepatitis lainnya antara lain sebagai berikut.

Poin-poinHepatitis BHepatitis AHepatitis C
Faktor penyebabVirus Hepatitis B (HBV)Virus Hepatitis A (HAV)Virus Hepatitis C (HCV)
Cara PenularanPenularan dari darah, cairan tubuh, dan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi dari ibu ke bayi selama persalinan.Penularan dapat melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses dari seseorang yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksimelalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, seperti melalui jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah sebelum skrining, dan penggunaan peralatan medis yang tidak disterilkan. 
Durasibersifat akut atau kronis. Hepatitis B akut bisa sembuh sendiri dalam beberapa bulan, tetapi infeksi bisa menjadi kronis, terutama jika infeksi terjadi di usia muda.akut dan tidak kronis. Kebanyakan orang sembuh sepenuhnya dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.bersifat akut atau kronis. Infeksi akut bisa berkembang menjadi kronis dalam banyak kasus, yang dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati.
Vaksinmenggunakan vaksin hepatitis B yang diberikan kepada bayi dan kelompok berisiko tinggi.pencegahannya dapat menggunakan vaksin hepatitis AUntuk saat ini, hepatitis C belum memiliki vaksin.

Gejala Penyakit Hepatitis B

Perlu Anda ketahui bahwasannya terdapat beberapa gejala yang menandakan penyakit hepatitis B. Mengutip dari beberapa sumber seperti WHO, Mayo Clinic, hingga CDC, beberapa gejala seputar Hepatitis B yang penting untuk Anda perhatikan antara lain sebagai berikut.

Gejala Hepatitis B

  • Kelelahan: penderita hepatitis B seringkali mengalami gejala kesehatan berupa kelelahan tanpa disertai dengan alasan yang jelas.
  • Nyeri bagian perut: Rasa nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas, terutama di sisi kanan.
  • Muntah-muntah: penderita hepatitis B sering menunjukkan gejala muntah-muntah dikarenakan perut yang mual.
  • Tidak selera makan: Penderita juga acap kali mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan.
  • Kekuningan: Kulit dan mata menjadi kuning, tanda adanya peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
  • Warna urin gelap: Penderita akan mengalami gejala berupa warna urin yang lebih gelap dibanding biasanya.
  • Feses berwarna pucat: Kemudian feses dari penderita juga memiliki warna yang pucat.
  • Gatal-gatal: pada gejala yang kronis, penderita tak jarang mengalami gatal-gatal pada kulit.
  • Pembengkakan: Kemudian pada gejala yang kronis, penderita dapat mengalami pembengkakan di beberapa bagian tubuh.
  • Pendarahan dan Memar: pada kasus yang berat, penderita akan mengalami gejala berupa pendarahan hingga memar.
  • Pembengkakan pada perut: kasus yang berat juga ditandai dengan adanya pembengkakan pada perut karena akumulasi cairan pada perut.

Faktor Penyebab Penularan Penyakit Hepatitis B

Pada dasarnya, seseorang dapat terkena penyakit hepatitis B terjadi karena beberapa faktor penyebab. Ada pun beberapa penyebab tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Kontaminasi Darah

Penyebab yang pertama adalah melalui kontaminasi darah. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau alat medis lainnya yang terkontaminasi dengan darah yang mengandung virus hepatitis B dapat menyebabkan infeksi.

Selain itu, transfusi darah tanpa proses seleksi dan pemeriksaan yang ketat juga dapat menyebabkan penularan hepatitis B.

2. Hubungan Seksual 

Hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa perlindungan (kondom) dengan seseorang yang terinfeksi, karena virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti semen dan cairan vagina.

3. Ibu ke Anak

Infeksi hepatitis B dapat ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan jika ibu terinfeksi. Ini adalah salah satu cara penularan yang paling umum di banyak negara. Oleh karena itu penting bagi Anda selaku orang tua untuk memeriksakan diri agar tidak terjadi kasis demikian.

4. Kontak dengan Cairan Tubuh

Potensi penularan hepatitis B juga dapat terjadi karena kontaminasi dari cairan tubuh seperti air liur, urin, dan tinja, tetapi penularan umumnya lebih sering terjadi melalui darah dan cairan seksual.

Pengobatan dan Pencegahan Hepatitis B

Lantas apa yang harus dilakukan jika Anda atau mungkin orang terdekat Anda tertular penyakit Hepatitis B? Setidaknya ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan oleh penderita, antara lain sebagai berikut.

Pengobatan Hepatitis B

Pengobatan Hepatitis B Akut

  • Pengawasan dan Dukungan: Banyak kasus hepatitis B akut sembuh dengan sendirinya tanpa perlunya pengobatan khusus. Pengobatan biasanya fokus pada mengelola gejala dan mendukung pemulihan, termasuk istirahat yang cukup, hidrasi, dan diet yang sehat.
  • Monitor Kesehatan: Dokter akan memantau kondisi pasien untuk memastikan infeksi tidak berkembang menjadi kronis.

Pengobatan Hepatitis B Kronis

  • Menggunakan obat antiviral: Terdapat beberapa rekomendasi obat antiviral meliputi Tenofovir, disoproxil fumarate (TDF), Tenofovir alafenamide (TAF), Entecavir, Lamivudine.
  • Interferon Alfa: Terdapat beberapa rekomendasi obat untuk Interferon Alfa meliputi Interferon alfa-2a atau Interferon alfa-2b.

Pencegahan Hepatitis B

Lalu apa saja langkah-langkah preventif yang bisa dilakukan agar kita tidak tertular penyakit hepatitis B? Berikut ini adalah beberapa hal diantaranya.

Vaksinasi Hepatitis B

Pencegahan yang paling utama dan efektif adalah melakukan vaksinasi hepatitis B. Vaksin ini biasanya diberikan dalam tiga dosis dan dapat melindungi individu dari infeksi hepatitis B selama bertahun-tahun.

Vaksin hepatitis B dapat diberikan kepada bayi baru lahir sebagai rangkaian vaksin rutin. Sementara itu vaksin juga dapat diberikan kepada orang dewasa. 

Vaksin tersebut dapat diberikan kepada Individu yang berisiko tinggi, seperti pekerja kesehatan, pengguna narkoba suntik, dan mereka yang memiliki kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, juga disarankan untuk mendapatkan vaksin.

Penggunaan Jarum Suntik yang Aman

Kemudian praktik penggunaan jarum suntik yang aman menjadi salah satu kunci pencegahan penyakit hepatitis B. Hindari berbagi jarum suntik atau peralatan medis yang dapat terkontaminasi dengan darah yang mengandung virus hepatitis B.

Pastikan bahwa penggunaan jarum suntik untuk kebutuhan medis telah steril dan aman digunakan.

Itulah informasi seputar hepatitis B lengkap dengan cara pencegahan, pengobatan, hingga gejalanya. Nantikan informasi seputar kesehatan lainnya dari Salam-Homecare.

Penjelasan Lengkap Hepatitis A, Gejala, dan Pencegahannya

Hepatitis A sering kali menjadi topik yang diabaikan, meskipun dampaknya bisa sangat serius. Apakah Anda tahu bahwa virus ini dapat mengubah cara tubuh Anda berfungsi dan mempengaruhi kualitas hidup Anda?

Mengenal Apa Itu Hepatitis A

Hepatitis A adalah infeksi virus yang menyerang hati, menyebabkan peradangan dan dapat mempengaruhi kemampuan hati untuk berfungsi dengan baik. Ini adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan gejala yang bervariasi dari ringan hingga parah.

Anda bisa mengetahui lebih lengkap seputar hepatitis di artikel Salam-Homecare yang membahas seputar apa itu penyakit hepatitis.

Dengan pemahaman yang tepat tentang penyakit ini, Anda dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang terkasih. Mari kita telusuri informasi penting mengenai hepatitis A, termasuk gejala, penyebab, dan langkah-langkah pencegahan yang bisa Anda ambil.

Penelitian Seputar Hepatitis A

Setidaknya terdapat beberapa jurnal yang menjelaskan terkait penelitian hepatitis A meliputi dinamika penularan hingga vaksin serta hasil klinisnya. 

Berdasarkan penelitian yang bersumber dari American Journal of Epidemiology, menunjukkan bahwa langkah-langkah kebersihan yang lebih baik, seperti mencuci tangan dan penanganan makanan yang aman, secara signifikan mengurangi tingkat infeksi. 

Temuan ini menyarankan bahwa edukasi kesehatan masyarakat tentang kebersihan sangat penting untuk pencegahan hepatitis A.

Kemudian berdasarkan sumber Hepatology Journal, Studi ini berfokus pada hasil klinis infeksi hepatitis A. Dilaporkan bahwa meskipun sebagian besar individu pulih dalam beberapa minggu hingga bulan, sejumlah kecil dapat mengalami gejala yang parah. 

Studi ini menekankan bahwa diagnosis dini dan perawatan suportif sangat penting untuk mengelola gejala dan mencegah komplikasi.

Perbedaan Hepatitis A dan Jenis Lainnya

Terdapat beberapa perbedaan baik dari karakteristik hingga sumber penularan hepatitis A dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Berikut ini adalah penjabaran selengkapnya.

Poin-poinHepatitis AHepatitis BHepatitis C
Faktor penyebabVirus Hepatitis A (HAV)Virus Hepatitis B (HBV)Virus Hepatitis C (HCV)
Cara penularanPenularan dapat melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses dari seseorang yang terinfeksi.Penularan dari darah, cairan tubuh, dan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, seperti melalui jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah sebelum skrining, dan penggunaan peralatan medis yang tidak disterilkan. 
Durasiakut dan tidak kronis. Kebanyakan orang sembuh sepenuhnya dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.bersifat akut atau kronis. Hepatitis B akut bisa sembuh sendiri dalam beberapa bulan, tetapi infeksi bisa menjadi kronis, terutama jika infeksi terjadi di usia muda.bersifat akut atau kronis. Infeksi akut bisa berkembang menjadi kronis dalam banyak kasus, yang dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati.
VaksinPencegahan dapat menggunakan vaksin hepatitis APencegahan menggunakan vaksin hepatitis B

Faktor Penyebab Penularan Hepatitis A

Lantas apa sajakah faktor yang menyebabkan penularan hepatitis A? Penyebab utama hepatitis A adalah virus hepatitis A (HAV), yang biasanya menyebar melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. 

Menurut sebuah penelitian dalam Journal of Viral Hepatitis, virus ini dapat bertahan di lingkungan selama beberapa bulan, yang meningkatkan risiko penyebaran. Selain itu terdapat beberapa faktor penyebab lainnya, antara lain:

  • Konsumsi makanan mentah atau tidak dimasak dengan baik 
  • Kebersihan tangan yang buruk setelah menggunakan toilet 
  • Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi

Gejala Penyakit Hepatitis A

Setidaknya ada beberapa tahapan gejala yang perlu Anda ketahui terkait hepatitis A. untuk gejala awalnya antara lain sebagai berikut:

  • Kelalalahan
  • Mual dan Muntah
  • Nyeri Perut

Seiring berjalannya waktu, terdapat beberapa gejala lanjutan yang akan muncul sekaligus menandakan bahwa penyakit menjadi lebih serius, antara lain sebagai berikut:

  • Kulit atau mata yang menguning
  • Urin yang berwarna gelap
  • Feses yang berwarna terang atau pucat

Untuk memastikan gejala yang muncul adalah hepatitis A atau bukan, pemeriksaan laboratorium menjadi hal yang penting untuk Anda lakukan. 

Layanan pemeriksaan laboratorium dari Salam-Homecare menjadi pilihan yang tepat untuk memperoleh kemudahan pemeriksaan laboratorium dengan hasil yang tepat dan akurat. Dapatkan kemudahannya dengan klik DI SINI!

Cara Penularan Penyakit Hepatitis A

Setidaknya ada beberapa cara penularan penyakit hepatitis A yang perlu Anda ketahui dan waspadai. Sehingga Anda bisa melakukan langkah preventif yang diperlukan untuk mencegah penularan penyakit ini. Berikut ini adalah beberapa diantaranya.

1. Melalui Makanan dan Air

Virus hepatitis A dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Ini sering terjadi di tempat dengan kebersihan yang buruk atau saat bepergian ke negara dengan sanitasi rendah.

18,700+ Hepatitis Stock Photos, Pictures & Royalty-Free Images - iStock |  Hepatitis c, Liver, Hepatitis a

2. Kontak Dekat

Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi, termasuk hubungan seksual. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa penularan bisa meningkat di lingkungan komunitas yang padat.

Pencegahan dan Pengobatan Hepatitis A

3. Kontaminasi Lingkungan

Virus hepatitis A dapat bertahan di permukaan atau benda yang terkontaminasi. Menyentuh permukaan tersebut dan kemudian menyentuh mulut atau makanan dapat menyebabkan infeksi.

Pencegahan dan Pengobatan Hepatitis A

Ada beberapa langkah pencegahan serta pengobatan yang bisa Anda lakukan untuk bisa terhindari dari penyakit hepatitis A. Beberapa langkah ini perlu Anda pertimbangkan. Berikut ini adalah beberapa diantaranya.

Vaksinasi

Pertama adalah melakukan vaksinasi. Vaksin hepatitis A adalah cara paling efektif untuk mencegah infeksi. Menurut CDC, vaksin ini direkomendasikan untuk semua orang, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.

Melakukan Praktik Kebersihan

Kemudian pencegahan selanjutnya yakni praktik kebersihan. Kebersihan yang baik, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet dan sebelum makan, adalah langkah penting untuk mencegah penularan.

Adapun praktik kebersihan yang sangat penting untuk Anda lakukan, meliputi:

  1. Selalu cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet 
  2. Hindari konsumsi makanan mentah atau tidak higienis 
  3. Pastikan air minum dalam keadaan bersih atau sudah dimasak

Perawatan Simptomatik

Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A; perawatan biasanya bersifat simptomatik. Ini termasuk istirahat, hidrasi, dan obat untuk meredakan gejala.

Prognosis

Sebagian besar orang dengan hepatitis A pulih sepenuhnya dalam beberapa minggu hingga bulan tanpa komplikasi jangka panjang. Sebuah artikel di Hepatology Journal menyatakan bahwa sekitar 85-90% orang yang terinfeksi akan sembuh sepenuhnya.

Pahami dan Lakukan Pencegahan

Hepatitis A adalah infeksi virus yang dapat dihindari dengan pemahaman dan langkah pencegahan yang tepat. Dengan vaksinasi dan praktik kebersihan yang baik, Anda dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang terkasih dari penyakit ini. 

Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Dengan pengetahuan yang tepat, kita semua dapat berkontribusi dalam mencegah penyebaran hepatitis A.

Waspadai Mpox alias Cacar Monyet, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Saat ini kemunculan dan penyebaran cacar monyet alias Mpox menjadi perhatian dunia yang perlu diwaspadai. Lantas seperti apakah gejala dan cara pencegahannya?

Apa Itu Virus Mpox alias Cacar Monyet

Saat ini, perhatian global sedang mengarah ke salah satu penyakit yang muncul. Penyakit tersebut tak lain adalah Virus Mpox atau yang bisa kita kenal dengan cacar monyet

Virus Mpox adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh penyebaran virus dengan jenis orthopoxvirus. Salah satu penyebab utamanya tak lain adanya kontak dengan orang atau hewan yang membawa virus monkeypox.

Awal Mula Penyebaran Cacar Monyet

Cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit mirip cacar terjadi pada koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Kasus pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. 

Sejak itu, cacar monyet menjadi endemik di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat, seperti Nigeria, Kamerun, dan Republik Demokratik Kongo.

Gejala Penyakit Mpox (Cacar Monyet)

Sebagai informasi dan pencegahan, Anda perlu mengetahui apa sajakah gejala dari penyakit Mpox alias cacar monyet ini. Ada pun beberapa gejala yang ditimbulkan antara lain sebagai berikut:

  • Demam
  • Sakit kepala hebat
  • Nyeri otot
  • Sakit di bagian punggung
  • Ruam – Ruam pada kulit sendiri berpotensi berkembang mulai dari bintik merah mirip cacar, lepuh dengan cairan bening, lepuh berisi nanah yang dilanjutkan dengan mengeras keropeng hingga rontok.

Beberapa gejala di atas dapat muncul di tubuh penderita kurang lebih dalam kurun waktu 2 hingga 4 minggu. Kemudian gejala-gejala tersebut akan reda dengan sendirinya. 

Penyebab Penyakit Mpox

Pada dasarnya penyakit Mpox disebabkan oleh adanya penularan atau penyebaran virus monkeypox yang notabennya adalah salah satu jenis dari virus orthopoxvirus. Biasanya penularan ini dapat terjadi jika penderita memiliki kontak erat dengan hewan yang membawa virus tersebut.

Misalnya seseorang yang terkena cakaran atau gigitan dari beberapa hewan seperti monyet, tupai, hingga tikus yang membawa atau menderita penyakit ini.

Sementara itu penularan virus monkeypox juga dapat terjadi antar manusia melalui percikan air liur yang masuk melalui mata, hidung, hingga luka di kulit. Tak hanya itu potensi penularan juga dapat terjadi melalui benda yang sudah terkontaminasi oleh virus tersebut.

Pencegahan Penyakit Mpox

Tentu saja kita perlu mewaspadai penyebaran penyakit yang satu ini. Setidaknya kita sudah mengetahui apa langkah preventif yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan kepada diri sendiri atau orang-orang terdekat kita.

Setidaknya ada beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan, antara lain:

  • Hindari kontak dengan orang terinfeksi – Hal pertama yang penting untuk dilakukan tak lain menghindari kontak dengan penderita. Hindari kontak langsung dengan kulit hingga cairan tubuh penderita.
  • Menjaga kebersihan – Sudah pasti menjaga kebersihan adalah aspek penting yang tak boleh Anda lupakan. Terutama kebersihan tangan yang acap kali mengalami kontak langsung dengan organ seperti mulut, hidung, hingga mata. 
  • Gunakan alat pelindung diri – Alat perlindungan diri seperti masker sudah sepatutnya Anda gunakan sebagai pencegahan penularan. Tak lupa untuk perawat atau dokter yang menangani langsung pasien penderita untuk menggunakan APD lengkap.
  • Hindari kontak langsung dengan hewan liar – Jangan menangani, memelihara, atau mengonsumsi daging hewan liar yang dapat menjadi inang virus cacar monyet, seperti monyet, tupai, atau tikus.
  • Vaksinasi – Salah satu pencegahan lainnya yang bisa Anda lakukan ialah vaksinasi. Untuk saat ini vaksin yang digunakan adalah vaksin untuk penyakit smallpox. Hanya saja jumlahnya masih sangat terbatas.
  • Isolasi jika terinfeksi – Jika Anda atau orang terdekat ternyata mengidap penyakit ini, maka diimbau untuk melakukan isolasi mandiri.
  • Edukasi dan sosialisasi – Publik harus sudah mengetahui terkait potensi penyebaran penyakit mpox alias cacar monyet. Sehingga upaya preventif dapat dilakukan se-dini mungkin.

Pengobatan bagi Penderita Penyakit Cacar Monyet (Mpox)

Lantas pengobatan apa yang bisa dilakukan jika seseorang tertular cacar monyet? Pada dasarnya pasien penderita mpox dapat menjalankan terapi suportif dan simtotatis. Selain itu, pasien juga bisa menjalankan pengobatan dengan pemberian antivirus.

Selain itu, pasien penderita juga harus mengonsumsi air putih, makan makanan dengan gizi yang cukup, serta memastikan kesehatan mental tetap terjaga dengan baik selama masa isolasi mandiri.

ITulah informasi seputar penyakit Mpox alias cacar monyet. Jika Anda merupakan pasien penderita penyakit ini, perlu kami ingatkan untuk menjaga kesehatan dan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Kontrol kesehatan Anda kini lebih mudah dengan adanya layanan home care ke rumah dari Salam-Homecare. Dengan menghubungi kami, Anda akan memperoleh layanan kesehatan ke rumah dengan mudah.

Benarkah Vaksin Virus Hepatitis C Dapat Dikembangkan?

Berdasarkan keterangan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa vaksin virus hepatitis C dapat dikembangkan. Apakah ini adalah kabar baik?

BRIN Nyatakan Virus Hepatitis C Dapat Dikembangkan

Penyakit hepatitis C, merupakan jenis penyakit yang berkaitan dengan organ hati manusia. Pada dasarnya hepatitis C merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV), yang menyerang dan menyebabkan peradangan pada hati. 

Virus ini dapat mengakibatkan kerusakan hati dalam jangka panjang, yang berpotensi berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), gagal hati, atau kanker hati jika tidak ditangani dengan tepat.

Mengingat penyakit hepatitis C yang cukup berbahaya, memicu praktisi kesehatan di dunia untuk menghentikan penyebaran virus ini, salah satunya dengan vaksin. 

Berdasarkan keterangan Peneliti Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Putu Yuliandari menyatakan bahwa vaksin hepatitis C bisa dikembangkan. Asalkan periset dari berbagai disiplin ilmu dapat berkolaborasi dalam penelitiannya.

Ia berkaca dari pengembangan vaksin Covid-19 yang dapat rampung hanya dalam waktu yang relatif singkat.

“Ini yang membuat saya berharap bahwa penelitian-penelitian berikutnya, berbagai peneliti di dunia bekerja sama dengan multi disiplin akan mampu membuat platform vaksin yang kombinasi, bersifat luas, dan multi genotipe. Sehingga mampu membuat vaksin yang efektif,” ujar Putu, melansir RRI.co.id.

Penyakit Hepatitis C di Indonesia

Lantas bagaimana perkembangan penyakit hepatitis C saat ini di Indonesia? Berdasarkan keterangan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr. Imran Pambudi mengatakan, hepatitis C juga mengalami penurunan. 

Menurut data WHO Global Health Observatory 2022 for HCV, prevalensi hepatitis C turun dari 1% pada 2013 menjadi 0,5% pada 2022. Penurunan juga terjadi pada penularan hepatitis B di Indonesia.

Hal tersebut sebagai implikasi dari upaya strategis pemerintah dalam melakukan pencegahan penularan penyakit hepatitis. Beberapa upaya strategis tersebut diantaranya pemberian vaksin hepatitis B terhadap bayi baru lahir serta pengobatan Direct Acting Antiviral (DAA) untuk hepatitis C.

Gejala & Pencegahan Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis merupakan jenis penyakit yang wajib Anda waspadai. Setidaknya perlu Anda ketahui apa saja gejala penyakit hepatitis serta cara pecegahannya. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.

1. Demam

Gejala yang ditimbulkan dari penyakit hepatitis adalah demam. Kenaikan suhu juga ditandai dengan adanya keringat dingin hingga menggigil.

2. Nyeri Sendi

Penderita hepatitis juga akan mengalami gejala berupa nyeri pada persendian tubuh. 

3. Penyakit Kuning

Salah satu gejala yang cukup khas dari penderita hepatitis ialah penyakit kuning yang terjadi di organ kulit hingga mata. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kadar bilirubin.

4. Urin yang Berwarna Gelap

Kemudian gejala hepatitis juga dapat ditandai dengan warna urin yang berubah menjadi gelap hingga kecokelatan.

5. Feses Berwarna Pucat

Anda juga bisa melihat dari feses yang keluar dari tubuh. Umumnya penderita hepatitis memiliki feses yang berwarna pucat.

6. Kulit yang Gatal

Penderita hepatitis juga tak jarang akan mengalami kulit yang gatal-gatal. Hal ini terjadi karena akumulasi produk limbah dalam darah dan tidak dapat diolah dengan baik di organ hati.

Umumnya terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar kita bisa terhindar dari penyakit hepatitis, seperti:

  • Melakukan vaksinasi untuk hepatitis A dan B sekaligus mencegah hepatitis D
  • Hindari kontak dengan darah dan cairan tubuh orang yang terinfeksi
  • Menjaga kebersihan tangan
  • Hindari konsumsi makanan dan minuman beralkohol

Itulah informasi seputar kabar terkait potensi vaksin hepatitis C yang dapat dikembangkan untuk proses pencegahan penularan virus Hepatitis C. Kami tidak bosan mengingatkan Anda untuk senantiasa menjaga sekaligus mengontrol kesehatan.

Tak perlu khawatir, karena Salam-Homecare merupakan salah satu layanan kesehatan langsung datang ke rumah yang bisa Anda andalkan untuk menunjang kehidupan Anda yang lebih sehat. 

Ingin Adopsi Kucing? Kenali Dulu Manfaat Kucing Bagi Kesehatan

Meskipun terkadang tingkah laku kita seolah dibuat seperti “babu” oleh kucing, hanya dengan mengelus atau bermain dengan mereka, mumet dan stres bisa hilang seketika. Kucing memberikan rasa nyaman dan tenang yang membuat banyak orang memutuskan untuk memeliharanya.

Namun, manfaat memelihara kucing tidak hanya berhenti di situ. Selain memberikan kenyamanan emosional, kucing juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh. Ini bisa menjadi pertimbangan penting sebelum kamu mengadopsi kucing untuk menemani keseharianmu.

  1. Menurunkan Risiko Terjadinya Asma

Manfaat memelihara kucing yang satu ini mungkin terdengar tidak masuk akal. Namun, penelitian menunjukkan hasil yang menarik bagi bayi yang berisiko terkena asma, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan asma.

Bayi yang tumbuh bersama kucing di rumah memiliki kemungkinan lebih kecil terkena asma seiring bertambahnya usia. Kehadiran kucing tampaknya membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi terhadap alergen yang dapat memicu asma.

Namun, perlu diingat bahwa manfaat ini tidak berlaku untuk semua anak. Jika anak Anda sering mengalami gejala asma yang kambuh atau memburuk, terutama setelah berdekatan atau terpapar kucing, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

  1. Kucing, Sang Penjaga Suasana Hati Jadi Lebih Baik 

Penelitian menunjukkan bahwa memelihara hewan, seperti kucing, bisa membuat suasana hati jadi lebih baik dan bahkan meningkatkan kesehatan mental.

Memelihara kucing meningkatkan kadar hormon oksitosin, yang dikenal sebagai hormon bahagia, dalam tubuh.

Selain itu, memelihara kucing juga bisa mengatasi rasa kesepian dan memberikanmu rutinitas baru setiap harinya. Aktivitas seperti memberi makan kucing, membersihkan kotorannya, dan bermain bersama kucing dapat menjadi bagian dari rutinitas harian yang menyenangkan.

Berbagai manfaat memelihara kucing ini dapat memberikan motivasi untuk lebih semangat menjalani hidup.

  1. Bantu Kamu Terhindar dari Penyakit Serius seperti Penyakit Jantung

Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah, yang berdampak buruk pada kesehatan jantungmu.

Memelihara kucing bisa menjadi solusi yang efektif untuk meredakan stres. Dengan berkurangnya stres, tekanan darah dan risiko penyakit jantung juga bisa terkendali.

Aktivitas seperti bermain dengan kucing dan mengajaknya berjalan-jalan tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida, yang pada gilirannya mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

Namun, untuk merasakan manfaat ini sepenuhnya, penting untuk tetap menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga rutin. Memelihara kucing bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang mendukung kesehatan jantungmu.

  1. Bermain Bersama Kucing Dapat Meningkatkan Daya Ingat

Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin bersama kucing peliharaan juga memiliki manfaat luar biasa untuk kesehatan otak. Bermain aktif dengan kucing dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan memperbaiki suasana hati, yang pada gilirannya mampu meningkatkan kemampuan berpikir, daya ingat, dan konsentrasi.

Interaksi menyenangkan ini juga dapat membantu mencegah penurunan kognitif dan pikun. Dengan bermain bersama kucing, Anda tidak hanya menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga menjaga otak tetap sehat dan tajam.

Jadi, memelihara kucing bukan hanya memberikan kebahagiaan dan kenyamanan emosional, tetapi juga membawa berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa. Dari menurunkan risiko asma, meningkatkan suasana hati, menjaga kesehatan jantung, hingga meningkatkan daya ingat dan fungsi otak, kucing bisa menjadi teman setia yang membantu menjaga kesehatan fisik dan mental kita.

Sumber: Alodokter

Masuk Perubahan Iklim, Waspadai Penyebaran DBD!

Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko penyakit menular, terutama Demam Berdarah Dengue (DBD). Faktor-faktor iklim seperti suhu, curah hujan, dan kelembaban sangat berperan dalam penularan penyakit ini.

Pada Perubahan Iklim Nyamuk Aedes aegypti yang Lebih Cepat dan Lebih Ganas

DBD adalah salah satu penyakit yang penularannya meningkat pesat akibat perubahan iklim. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa perubahan iklim mendukung perkembangan nyamuk Aedes aegypti yang lebih cepat dan lebih ganas. Hal ini disebabkan oleh kelembapan udara yang tinggi, curah hujan yang meningkat, dan suhu udara yang lebih panas.

Genangan Air Akibat Hujan Jadi Tempat Ideal Bagi Nyamuk untuk Berkembang Biak 

Selain perubahan iklim, musim hujan juga memicu peningkatan kasus DBD. Genangan air yang terbentuk menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Akibatnya, jumlah kasus DBD cenderung meningkat selama musim hujan.

Musim kemarau pun tidak bebas dari ancaman DBD. Saat suhu udara tinggi akibat fenomena El-Nino, frekuensi gigitan nyamuk dapat meningkat hingga 3-5 kali lipat dibandingkan kondisi normal.

Perubahan iklim yang signifikan dalam suhu dan curah hujan juga menyebabkan perpindahan habitat nyamuk. Oleh karena itu, Anda perlu tetap waspada terhadap penyakit DBD, baik selama musim hujan maupun kemarau.

DBD Penyakit Serius yang Tidak Memandang Usia

DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit umum yang menyerang masyarakat luas, tanpa memandang usia. Setiap tahun, penyakit ini menjangkit banyak orang dan menjadi masalah komunitas yang serius.

Anak-anak termasuk dalam kelompok yang rentan terkena DBD karena kesadaran mereka akan kebersihan dan cara melindungi diri dari gigitan nyamuk masih minim.

Penyebaran DBD sangat dipengaruhi oleh kebersihan lingkungan, gaya hidup, dan kesadaran tentang pencegahan demam berdarah. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dan gejalanya biasanya muncul antara empat hingga sepuluh hari setelah gigitan.

Kenali Gejala Awal DBD

Gejala awal DBD meliputi demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, serta nyeri sendi dan tulang. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa berakibat fatal.

Infeksi DBD sering kali mengikuti siklus pelana kuda. Pada 1-3 hari pertama, pasien mengalami demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai 40°C. Pada hari ke-4 dan ke-5, demam turun ke sekitar 37°C, tetapi ini adalah fase kritis yang membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit.

Pada fase ini, pasien berisiko mengalami pendarahan dan syok yang bisa mengancam nyawa. Pada hari ke-6 dan ke-7, pasien biasanya memasuki fase penyembuhan atau pemulihan.

DBD tidak hanya menurunkan kualitas hidup karena mengganggu produktivitas, tetapi juga menambah beban ekonomi. Pemulihan dari DBD bisa memakan waktu lebih dari satu minggu, dan biaya perawatan di rumah sakit bisa mencapai Rp 10-60 juta.

Dengan memahami gejala dan siklus DBD, serta pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pencegahan, kita dapat lebih waspada dan melindungi diri serta komunitas dari ancaman penyakit ini.

Sumber: Hellosehat

4 Makanan yang Mempercepat Penyembuhan Luka

Luka pada tubuh bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, bekas operasi, atau kondisi medis tertentu seperti dermatitis. Untuk mempercepat pemulihan, penting bagi kamu untuk mengetahui jenis makanan yang dapat membantu mempercepat penyembuhan luka.

Konsumsi makanan berikut ini bisa membuat luka lebih cepat kering dan mendorong pertumbuhan sel kulit baru:

  1. Cokelat Dapat Mempercepat Pembentukan Sel Kulit Baru

Menurut Contemporary Reviews in Cardiovascular Medicine (2017), cokelat hitam dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal.

Tekanan darah yang normal menunjukkan sirkulasi darah yang baik. Kondisi ini membuat oksigen dan nutrisi penting dapat dialirkan secara efisien ke seluruh tubuh, termasuk ke area luka.

Sehingga, dapat membantu dalam pemulihan luka dengan mempercepat pembentukan sel kulit baru dan memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh karena itu, mengkonsumsi coklat hitam bisa menjadi salah satu cara untuk mendukung proses penyembuhan luka.

Selain itu, cokelat hitam juga mengandung antioksidan kuat seperti flavonoid. Antioksidan ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan jantung, tetapi juga memainkan peran penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat, tubuh lebih mampu melawan infeksi yang dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

  1. Kedelai Mempercepat Pertumbuhan pada Luka

Kedelai kaya akan berbagai macam vitamin penting seperti vitamin A, C, D, E, dan K yang semuanya berperan dalam pembentukan jaringan baru pada kulit.

Vitamin-vitamin ini tidak hanya membantu mempercepat proses penyembuhan luka, tetapi juga memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan.

Selain kandungan vitaminnya, kedelai juga merupakan sumber protein lengkap karena mengandung semua jenis asam amino esensial. Asam amino ini sangat penting dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk sel-sel kulit yang diperlukan untuk menutup dan menyembuhkan luka.

Dengan demikian, konsumsi kedelai atau produk olahannya seperti tahu, tempe, dan susu kedelai dapat memberikan manfaat besar bagi tubuh dalam proses penyembuhan luka.

  1. Sumber Protein Terbaik untuk Penyembuhan Luka

Telur adalah salah satu sumber protein yang mudah diserap oleh tubuh. Protein ini memainkan peran penting dalam pembentukan jaringan kulit baru yang membantu menutup luka dengan cepat dan efektif.

Menurut riset yang diterbitkan dalam Anesthesia and Analgesia (2018), disarankan untuk mengonsumsi protein sebanyak 1,5 – 2 gram per kilogram berat badan setelah operasi.

Tidak hanya kaya akan protein, telur juga mengandung berbagai zat gizi penting lainnya seperti vitamin A, vitamin B12, seng, zat besi, dan selenium. Nutrisi-nutrisi ini berperan dalam membantu luka cepat kering dan mempercepat proses penyembuhan. 

  1. Kandungan Daging Ayam & Bebek Dapat Membuat Luka Cepat Sembuh

Daging unggas seperti ayam dan bebek kaya akan glutamine dan arginine, dua asam amino yang sangat penting untuk pemulihan luka.

Menurut riset yang diterbitkan dalam Advances in Wound Care (2014), glutamin berperan dalam melindungi sel-sel jaringan dari infeksi pada area luka.

Ini berarti glutamin membantu menjaga kebersihan luka dan mencegah komplikasi yang dapat memperlambat proses penyembuhan.

Sementara, arginin berkontribusi pada produksi kolagen, protein yang sangat penting dalam penyembuhan luka.

Kolagen membantu memperbaiki dan menggantikan jaringan yang rusak, sehingga luka dapat sembuh dengan lebih cepat dan efektif.

Sumber: Hellosehat

Umur Muda, Tapi Badan Terasa Jompo? Lakukan 3 Hal ini

Sebagai seorang pekerja muda yang sering duduk di kursi sepanjang hari, rasa pegal mungkin sudah menjadi hal yang hampir dirasakan setiap hari.

Tak jarang starter pack  yang ada di meja kerja kita membuat kita merasa seolah-olah sudah masuk pada usia yang sudah jompo, dengan berbagai produk seperti balsem, krim otot, minyak angin, dan koyo. 

Produk-produk ini sering kita andalkan untuk meredakan pegal dan ketegangan otot yang seringkali muncul akibat kurangnya gerakan atau posisi duduk yang lama di depan meja kerja.

Saat tubuh sudah mulai merasa lelah, fokus dalam bekerja bisa terganggu. Kondisi fisik yang tidak optimal seringkali menghambat produktivitas dan kualitas kerja. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara-cara untuk mengatasi ketegangan dan kelelahan fisik agar kinerja tetap optimal. 

Berikut 3 hal bisa kamu lakukan pada saat badan mulai pegal:

  1. Lakukan Peregangan untuk Meredakan Ketegangan Otot

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama dalam posisi duduk, penting untuk memberi tubuh istirahat dan gerakan. Lakukan beberapa peregangan ringan untuk meredakan ketegangan otot yang mungkin terjadi akibat posisi duduk yang statis.

Cobalah untuk berdiri, lalu regangkan tangan ke samping kiri dan kanan dengan perlahan. Selain itu, luangkan waktu untuk berjalan-jalan sekitar ruangan untuk menggerakkan tubuh dan mengembalikan sirkulasi darah yang optimal.

  1. Penuhi Kebutuhan Cairan Harian pada Tubuh

Ketika kita sibuk dengan pekerjaan, seringkali kita lupa untuk memenuhi kebutuhan cairan harian tubuh kita.

Penting untuk selalu mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup selama aktivitas seharian. Pastikan untuk memiliki botol minum atau gelas yang berisi air di meja kerja agar kita dapat mengaksesnya dengan mudah.

Kekurangan cairan dapat meningkatkan risiko rasa pegal dan kelelahan yang dapat mengganggu produktivitas kita.

  1. Selalu Sedia Koyo, Solusi Praktis Mengurangi Rasa Pegal

Menyediakan koyo di meja kerja dapat menjadi solusi praktis untuk mengatasi rasa pegal yang muncul setelah berjam-jam duduk di depan komputer. Ketika leher atau punggung mulai terasa kaku dan pegal, cukup tempelkan koyo ini untuk merasakan sensasi hangat yang menyegarkan.

Biasanya koyo tersedia dalam dua varian, yaitu hangat dan panas, pilihlah sesuai dengan preferensi dan kebutuhan. Sensasi hangat yang dihasilkan oleh koyo ini dapat membantu meredakan ketegangan otot dan mengurangi rasa tidak nyaman akibat aktivitas yang monoton di meja kerja.

Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana tersebut, kita dapat mengurangi dampak negatif dari rasa pegal dan kelelahan fisik yang sering muncul selama beraktivitas di meja kerja.

Ingatlah bahwa menjaga kesehatan dan kenyamanan tubuh adalah kunci untuk tetap produktif dan fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 

Sumber: Halodoc