Bukan Sekadar Pilek, Influenza Ada Banyak Macamnya

Bukan Sekadar Pilek, Influenza Ada Banyak Macamnya

Source from notif.id

Sebuah lelucon terlontar dan menjadi viral di media massa beberapa hari sebelum terdeteksinya korban positif Covid-19 di Indonesia. Salah satu ujarannya ialah kalau orang Indonesia tidak bisa terjangkit Covid-19 karena tubuh kita sudah kebal dengan rumpun flu-flu-an. Lagipula karena orang Indonesia berada di lokasi geografis tropis, virusnya sudah mati dengan sendirinya. Kalian pasti tahu cerita tersebut yang terjadi sekitar bulan Februari – Maret 2020. Benarkah hal tersebut? Kenyataannya malah Indonesia sekarang termasuk negara yang tingkat positif baru harian serta kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia. Permasalahannya, muncul darimana sudut pandang ini?

Baca Juga Flu yang Merengut Nyawa Lebih dari Korban Perang Dunia I

Flu atau pilek bagi sebagian besar orang Indonesia dianggap penyakit enteng. Tentunya sebelum pandemi merebak ya. Orang Indonesia terlalu terbiasa bergaul dengan flu atau pilek dalam kehidupan sehari-hari. Ya kalau yang menjangkit kamu memang Influenza tipe C, bolehlah kamu yakini dengan makan makanan bergizi dan cukup istirahat bisa membuatmu pulih kembali. Tipe C ini memang tidak mengancam nyawa serta berdampak biasa-biasa, bukan ke orang Indonesia saja tapi seluruh dunia. Flu inilah yang dicap sebagai ‘flu musiman global’. Bagaimana dengan Influenza tipe lainnya? Secara keseluruhan, Influenza dikelompokkan dalam empat tipe; A, B, C, dan D. Tipe C menyebabkan flu global, umumnya di musim dingin. Tipe D menjangkit hewan dan tidak koinfeksi ke manusia. Jadi, tipe C dan D ini tidak tenar. Sisanya adalah tipe A dan B yang levelnya jauh dibandingkan tipe C. Influenza A dan B terkenal semanca negara karena selalu berhasil membuat pandemi, atau paling tidak endemi global.

Kalian pasti tidak asing dengan flu burung dan flu babi kan? Keduanya ternyata merupakan Influenza A lho. Yang khas dari virus Influeza tipe A dibandingkan tipe B adalah cara penamaan dan cara penularannya. Misalkan pemberian nama virus penyebab flu burung A(H5N1 pdm09). Terdapat 18 macam hemagglutinin (H) dan 11 macam neuraminidase (N). Identitas virus penyebab flu burung yakni A(H1N1 pdm09) berarti adalah Influenza tipe A, memiliki gugus hemagglutinin model ke-5 dan neuraminidase model ke-1, merebuk di tahun 2009. Contoh lainnya adalah adalah flu babi A(H1N1) yang berarti Influenza tipe A, memiliki gugus hemagglutinin model ke-1 dan neuraminidase model ke-1. Sementara Influenza tipe B hanya dibagi menjadi 2 silsilah: B(Victoria) dan B(Yamagata). Mengenai cara penularan, Influenza tipe A yang awalnya ditemukan dari hewan bisa menularkan ke manusia, sedangkan pada Influenza B transmisinya hanya dari manusia ke manusia.

Perbedaan penting lainnya antara Influenza A dan B adalah soal laju mutase genetiknya. Influenza tipe B ini laju mutasinya tidak secepat Influenza A meskipun dampaknya ke penderita sama parahnya. Persamaannya, masa inkubasi penyakit antara 1-4 hari (rata-rata 2 hari). Media transmisinya adalah droplet saat penderita batuk atau bersin ke udara. Gejala penyakitnya kurang lebih serupa; demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot, sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat. Keadaan bisa spontan pulih. Benar-benar mirip flu musiman global ya. Berita baiknya, vaksin untuk kedua tipe Influenza sudah ada. Vaksinasi tidak membuat kalian kebal dari flu musiman lainnya, termasuk Influenza tipe C atau virus-virus lain yang menunjukkan gejala seperti influenza.

Sobat Salam mengalami gejala flu atau influenza seperti di atas? Khawatir gejala tersebut termasuk Covid-19 atau tipe flu biasa? Jangan khawatir ! Ayo cek di Salam Homecare sekarang juga !!

Referensi :
cdc.gov || hellosehat.com || Surat Edaran HK.02.02/II/2299/2019 Tentang Penyakit Influenza A(H1N1)

Bedanya Communicable Disease dengan Non-Communicable Disease

Bedanya Communicable Disease dengan Non-Communicable Disease

Source from microbenotes.com

Apa perbedaan kontras communicable disease dengan non-communicable disease? Jawabannya singkat: kata non yang menghiasi di antaranya. Terdengar lucu tapi terminologi non di sini memiliki seribu arti. Non-communicable disease atau penyakit ‘tidak’ menular, merupakan penyakit yang memang tidak bisa ditularkan ke orang lain karena tidak ada media penularannya. Tidak ada mikroba pathogen yang menyebabkan seseorang terkena non-communicable disease atau bahkan menjadi agen penularannya. Lalu? Apa yang menyebabkannya?

Baca Juga Mengenal Lebih Dekat Communicable Disease

Pada artikel sebelumnya telah dibahas detail communicable disease dan istilah penyakit yang maknanya meluas dalam kosakata medis. Pada non-communicable disease, perkembangan penyakitnya lama (kronis), tersembunyi, berkepanjangan, dan umumnya ketika akhirnya penyakit termanifestasikan berarti periode penyakit telah sampai pada tahap tidak dapat disembuhkan. Jadi kalau non-communicable disease tidak ada agen penularannya, bagaimana caranya penyakit berkembang? Jawabannya adalah lewat kombinasi gaya hidup, paparan lingkungan, dan internal. Langsung saja yang termasuk non-communicable disease di antaranya penyakit kardiovaskular, kanker, paru-paru kronis, diabetes, kelainan saraf kronis, dan kelainan muskuloskeletal. Beberapa faktor yang menjadi sumber perkembangan non-communicable disease yakni tekanan darah tinggi, obesitas, asap rokok, glukosa dalam darah tinggi, defisit aktivitas fisik, kolesterol tinggi, konsumsi alkohol, dsb. Sudah terjawab kan mengapa penyakit ini tidak bisa ditularkan?

Tidak sama dengan communicable disease dimana penderitanya dapat ditolong dengan obat-obatan, non-communicable disease tidak bisa. Ada beberapa obat yang mekanismenya dapat menekan laju perkembangan penyakit. Hanya saja, ibarat virus HIV yang obat pun tidak bisa menuntaskan jumlah virus dalam tubuh, demikian pula kerja obat pada non-communicable disease. Kita ambil satu contoh obat penurun kolesterol dengan merek dagang simvastatin. Masyarakat awam mengonsumsi obat ini bila kadar kolesterol dalam darah terdeteksi tinggi. Sayangnya orang-orang mengonsumsi ini tanpa tahu mekanisme asli obatnya. Sederhananya, simvastatin bekerja menurunkan kadar kolesterol ‘total’ dengan meningkatkan laju transportasi LDL dalam darah. Seperti telah diketahui kalau LDL merupakan lemak jahat yang kalau dibiarkan mengendap di dinding pembuluh darah akan menempel permanen hingga suatu saat bisa menyumbat pembuluh darah. Apakah simvastatin dapat membersihkan LDL yang sudah terlanjur menempel dan menjadi kerak di dinding pembuluh darah? Tidak juga. Kita tidak tahu berapa LDL yang lolos dan mengerak hingga di kemudian hari tiba-tiba saja terjadi serangan jantung. Perkembangan penyakit kardiovaskular tersebut tidak sebentar. Memakan waktu belasan hingga puluhan tahun dan sama sekali tidak memunculkan gejala apa pun selain sedikit tanda kolesterol tinggi saat tes darah. Berbeda nyata dengan communicable disease yang saat kalian terjangkit bakteri atau virus seketika memunculkan gejala yang membuat kalian tampak tidak sehat.

Metode pencegahan penyakit ini lumrahnya dengan menjaga pola hidup sehat. Faktor lingkungan serta gaya hidup sehat adalah faktor yang dapat kita kendalikan. Dengan beberapa macam tindakan kita bisa menginterverensi peluang kita terjangkit non-communicable disease. Rutin olahraga, tidak merokok atau menjauhi orang yang sedang merokok, menghindari konsumsi alkohol, dan makanlah makanan dengan gizi seimbang merupakan tindakan pencegahan yang dianjurkan WHO. Di lain sisi, ada faktor internal yang tidak bisa kita kendalikan, meliputi gen, usia, jenis kelamin, dan ras. Cara mengatasi faktor internal ini adalah dengan kembali lagi ke tindakan yang di atas. Kita tidak mengendalikan hal tersebut, sehingga gaya hidup sehat adalah satu-satunya cara mencegahnya. Dan terkhir mengenai genetik, tanpa disadari setiap orang memiliki risiko terhadap suatu penyakit tercetak dari DNA-nya. Tapi tenang, tidak perlu cemas. Gen ini tidak akan menjadi aktif membantu kamu terkena non-communicable disease bila kamu melakukan gaya hidup sehat. Gen itu akan hibernasi selama kamu tidak memicunya untuk berekspresi!

Apabila Sobat Salam ingin bisa bertanya seputar kesehatan, bisa melalui layanan konsultasi kesehatan kami.

Sumber: alodokter.com || cdc.gov || halodoc.com || alomedika.com || Roth, et al. 2011. High Total Serum Cholesterol, Medication Coverage and Therapeutic Control: An Analysis of National Health Examination Survey Data from Eight Countries. Diakses dari scielosp.org.

Mengenal Lebih Dekat Communicable Disease

Mengenal Lebih Dekat Communicable Disease

source from nmamilife.com

Dari sekian banyak penyakit tersebar di seluruh dunia, baik ringan sampai yang sangat mematikan, menurut daya penularannya penyakit-penyakit ini terbagi menjadi dua saja. Penyakit yang dapat menular (communicable disease) dan penyakit yang tidak dapat ditularkan (non-communicable disease). Dapat disebutkan kalau kata ‘penyakit’ sendiri mengalami perluasan makna dalam kamus medis. Dahulu, segala hal yang menyebabkan gangguan kesehatan akibat ulah mikroba (virus, bakteri, protozoa, dan jamur) pathogenlah yang disebut penyakit. Seperti kita tahu karena si pengulah ini adalah makhluk hidup (kecuali virus. Saya memperdebatkan apakah benda ini hidup apa tidak), otomatis mereka akan bereproduksi. Cara mereka bereproduksi yang mengganggu kesehatan kita itulah alasan mikroba ini dipanggil pathogen. Tubuh kita dijadikan inang yang mewadahi mikroba memperbanyak diri. Setelah mengalami peningkatan jumlah, mikroba pathogen akan ‘loncat’ ke inang yang lain. Ibarat kata sebuah pohon yang buahnya dibawa oleh bermacam-macam hewan, kemudian bijinya tersebar ke segala arah dengan tujuan tumbuh pohon-pohon baru di segala lokasi. Demikian juga mikroba pathogen yang menduduki inang-inang yang lain setelah memanfaatkan tubuh kita. Itulah mekanisme penularan dari communicable disease.

Baca Juga Bedanya Communicable Disease dengan Non Commonicable Disease

Secara harafiah, seseorang yang tubuhnya telah menjadi sarang mikroba pathogen adalah agen penularan. Ia akan membuat orang lain tertular mikroba yang dibawanya dengan beberapa cara. Cara penularan langsung dilakukan melalui kontak cairan tubuh. Bagian tubuh yang paling infeksius dari seorang agen penularan umumnya adalah cairan tubuh seperti darah atau saliva. Berhubung saat ini kita sedang dalam masa pandemi, setiap kita menjadi sangat dekat dengan agen penularan. Covid-19 adalah contoh communicable disease yang disebabkan oleh virus. Virus SARS-CoV-2 memanfaatkan air liur sebagai media penularan. Ini sudah dibahas pada artikel sebelumnya. Contoh communicable disease yang tidak kalah terkenalnya yang sama-sama memanfaatkan air liur yang dapat diterbangkan ke udara dalam rupa droplet sebagai media penularan adalah influenza dan TBC. Cairan tubuh lainnya yang paling sering dimanfaatkan mikroba pathogen tak lain tak bukan adalah darah. Bagi mikroba pathogen, darah bagaikan oase di tengah padang gurun. Darah kaya akan nutrisi dan bagi mikroba pathogen sangat menguntungkan karena darah mengalir ke seluruh bagian tubuh. Beberapa communicable disease yang media penularannya darah, yaitu hepatitis, HIV, dan ebola. Jenis cairan tubuh lain yang ditumpangi mikroba pathogen sebagai penularan adalah cairan yang keluar dari alat kelamin (air mani dan cairan dari vagina). Kalau communicable disease yang ini kemungkinan transmisinya hanya tiga; lewat hubungan seksual, penggunaan jarum suntik tidak steril, atau penularan vertikal dari ibu ke anak. Berikutnya, ada juga mikroba pathogen unik yang menggunakan manusia sebagai agen penularan sekunder. Agen primernya adalah makhluk hidup lain yang lazimnya serangga (tapi bisa juga mamalia). Misalkan saja demam berdarah dimana protozoa Plasmodium menumpang pada nyamuk baru setelahnya menginfeksi manusia. Selain media-media tersebut ada juga penularan tidak langsung seperti lewat air atau makanan yang terkontaminasi yang menyebabkan diare akibat bakteri pathogen.

Metode penyembuhan dari communicable disease yang utama melalui mengonsumsi obat-obatan. Biasanya dokter akan menyarankan konsumsi obat-obatan diseimbangkan dengan makanan bergizi dan suplementasi. Sasaran obat ialah mematikan mikroba pathogen tersebut, sementara makanan bergizi dan suplementasi untuk menguatkan daya tahan tubuh. Dengan begitu, kita tidak hanya mengandalkan obat-obatan melainkan antibodi untuk memerangi mikroba pathogen. Apalagi untuk beberapa communicable disease sama sekali belum ada obatnya. Misalkan saja HIV, terapi obat-obatan yang tersedia hanya mengendalikan populasi virus dan bukan menyingkirkannya dari tubuh. Nah, untuk pencegahan agar tidak tertular communicable disease ialah waspada terhadap segala media penularannya. Jangan pernah menggunakan jarum suntik bekas. Kritis saat mau melakukan transfusi darah. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderitanya. Berdiri menjaga jarak dengan penderita yang sedang terbatuk-batuk atau bersin tanpa menggunakan masker. Rajin membersihkan rumah agar tidak menjadi sarang nyamuk. Pokoknya, mulailah berjaga-jaga terhadap rupa-rupa metode penularan communicable disease.

Apabila Sobat Salam ingin bisa bertanya seputar kesehatan, bisa melalui layanan konsultasi kesehatan kami.

sumber: alodokter.com || ncbi.nlm.nih.gov || healthline.com || acphd.org || haemovigilanceindo.com || cdc.gov

Bagaimana Mengatasi Gen Penyebab Depresi yang Ternyata Diwariskan?

Bagaimana Mengatasi Gen Penyebab Depresi yang Ternyata Diwariskan?

Source from sehatq.com

Makna sehat tidak terbatas pada sehat badani. Pikiran dan hati yang sehat turut menunjang kesehatan lahiriah. Psikolog mulai menyingkapkan perihal korelasi ini. Para ahli medis pun bersamaan saat konsultasi kesehatan menyampaikan hal ini kepada pasiennya. Seseorang dengan pikiran yang tidak sehat, katakanlah ia mengidap stress atau depresi, maka tubuhnya berangsur-angsur menjadi tidak sehat juga. Yang terjadi adalah, otak sebagai pusat saraf yang bertanggung jawab terhadap seluruh tubuh melepaskan hormon stress sebagai bentuk respon ketika seseorang mengidap depresi. Menyebarnya hormon ini ke seluruh bagian tubuh berdampak buruk untuk kinerja organ dan darah. Salah satu contohnya ialah persaingan meningkatnya kerja paru-paru dan jantung. Keduanya berlomba adu cepat memompa darah dari jantung, melakukan pertukaran oksigen di paru-paru, kemudian mengedarkannya ke seluruh tubuh. Hal ini kontan terjadi karena pada saat tubuh mengalami depresi, otak memerintah tubuh untuk lebih cepat mendistribusikan oksigen. Kalau dibiarkan akan timbul hiperventilasi (bernapas secara berlebihan seperti orang ketakutan) dan berujung pada serangan panik, atau hipertensi (peningkatan tekanan darah) dan berujung pada stroke. Contoh lainnya yakni depresi menekan sistem imun kalian. Stress jangka panjang mengganggu kerja daya tahan tubuh. Bila dibiarkan, lama kelamaan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit. Intinya, ketika kalian depresi, tubuh beringsut menjadi tegang lalu memaksa sistem tubuh bekerja secara tidak normal.

Baca Juga Benarkah Kurang Tidur Mengurangi Efisiensi Kerja Otakmu?

Sebisa mungkin kita mengatur emosional agar terhindar dari depresi. Tujuan kita melakukannya sebenarnya bukan untuk diri sendiri saja, melainkan orang lain. Ini bukan karena berupaya agar orang lain tidak menjadi korban efek emosional kita, namun supaya orang lain tidak terpengaruh oleh depresi kita. Kenapa begitu? Karena depresi itu menular! Siapa yang paling riskan tertular depresi kita? Anggota keluarga yang kita temui sehari-hari. Mungkin harus sedikit Saya perjelas kalau penularan depresi terjadi lewat dua hal. Pertama, depresi itu diturunkan secara genetik. Kedua, bila secara tidak sengaja kamu menerima waris gen depresi tersebut, kemudian didukung faktor lingkungan yang menambah-nambahi variabel depresi kamu, ini akan sangat mengerikan.

Ilmu psychogenetic mengkaji interaksi gen depresi dengan lingkungan. Sebanyak 40% faktor gen menyebabkan kamu berpeluang menderita depresi, sementara sisanya datang dari lingkungan. Meski demikian, para ilmuan dan ahli medis menyatakan bahwa gen memang memengaruhi fungsi otakmu terhadap depresi. Walau begitu, yang menentukan sikap kita terhadap depresi adalah tindakan berkenaan dengan lingkungan. Dalam hal ini, para ilmuan dan ahli medis hendak mengatakan bahwa sekalipun gen depresi ada dalam DNA kalian, setiap pribadi tetaplah pemegang kunci untuk menyikapinya. Oh ya, tentang 40% genetik psikologi itu bukan hanya menyangkut depresi tetapi juga kepribadian dan kepintaran lho. Ada yang memang kebetulan mewarisi intelegensi (IQ) lebih tinggi dibandingkan orang lain. Ada yang kebetulan mewarisi kecerdasan emosi (EQ) lebih rendah dibandingkan orang lain. Tapi apakah gen menentukan seseorang menjadi di atas atau di bawah orang lain? Tidak seperti itu cara kerjanya. Bila seseorang mempunyai IQ lebih tinggi dibandingkan orang lain namun tidak pandai mengelola emosionalnya, tidak menghindari kemungkinan kalau orang tersebut bisa depresi, rentan sakit, kemudian menderita gangguan jiwa. Atau ada orang yang secara IQ biasa-biasa saja namun setiap kali ada tekanan ia bisa mengatasinya dengan baik, sehingga setiap saat ia terhindar dari jerat depresi. Jadi pada dasarnya, kita tidak bisa mengatur gen apa yang ada pada kita. Yang bisa kita lakukan adalah mengelola pikiran serta perasaan, lalu memutuskan perilaku seperti apa yang harus kita tunjukkan untuk membuat diri kita tidak terperangkap dalam depresi.

Sobat Salam juga bisa bertanya seputar kesehatan melalui layanan konsultasi kesehatan kami.

Sumber: hellosehat.com || goodtherapy.org || Britannica.com || lifestyle.kompas.com || healthline.com

Benarkah Kurang Tidur Mengurangi Efisiensi Kerja Otakmu?

Benarkah Kurang Tidur Mengurangi Efisiensi Kerja Otakmu?

source by kompas.com

Lewat tidur tubuh kita beristirahat, sama artinya dengan merelaksasi tubuh. Tentunya untuk membuat tubuh kita santai sejenak dari aktivitas seharian dan mempersiapkannya kembali untuk aktivitas esok hari. Normalnya, waktu ideal untuk tidur tergantung oleh faktor usia. Untuk bayi hingga usia pra-sekolah, waktu tidur yang ideal adalah antara 11-17 jam. Seperti kita tahu kalau bayi lebih banyak tidur. Untuk anak-anak usia baru masuk sekolah hingga remaja, waktu tidur yang ideal antara 8-10 jam. Untuk dewasa berusia 18-64 tahun waktu tidur ideal adalah 7-9 jam. Terakhir, untuk lansia waktu tidur yang ideal adalah 7-8 jam. Para ahli sangat menyarankan untuk setiap kita memenuhi kecukupan waktu tidur demi metabolisme tubuh yang baik. Menurut penelitian, kurang tidur akan menyebabkan kurang fokus, terganggunya ritme jantung dan otak, mengalami rasa cemas tinggi, juga memicu obesitas.

Mengejutkannya, pada tahun 2019 ilmuan mengemukakan penemuannya tentang mutasi gen yang berkaitan dengan jam tidur dan fungsi tubuh setelah dicap ‘kurang tidur’. Ilmuan menamakan mutasi gen ini sebagai “Short Sleep Gene”. Seseorang yang memiliki gen ini dapat tidur antara 4-6 jam saja. Ia dapat beraktivitas normal tanpa terganggu beberapa hal di atas sekalipun seharusnya masuk ke kategori kurang tidur.

Baca Juga Apa Gaya Olahraga yang Tepat untuk Saya?

Dampak genetik lain yang memengaruhi pola tidur kita adalah gen yang mengatur jam internal biologis. Jam ini membentuk ritme sikardian setiap orang. Lalu, ritme sikardian ini yang menentukan apakah kalian tipe diurnal atau tipe burung hantu. Secara umum manusia tergolong diurnal. Diurnal didefinisikan sebagai makhluk hidup yang beraktifitas di siang hari dan tidur di malam hari. Burung hantu didefinisikan sebagai makhluk nocturnal atau makhluk hidup yang beraktifitas di malam hari. Peran genetik di sini adalah gen meregulasi jam internal biologis tersebut. Ia menjadwalkan fungsi otak untuk menyuruh tubuh merasakan lapar, melepaskan hormon-hormon secara khusus, juga metabolisme tubuh di jam-jam tertentu. Pola ini juga menjadwalkan kapan otak harus menyuruh tubuh untuk mengantuk atau terbangun. Biar pun yang membentuk ritme biologis kita adalah gen, faktor lingkungan, gaya hidup, dan faktor sosial juga ikut memengaruhi. Kita contohkan saja faktor lingkungan dan gaya hidup yakani kebiasaan-kebiasaan kita seperti mengonsumsi kopi atau obat tidur. Hal ini bisa mengacaukan genetik kita sendiri. Secara paksa kita merusakkan ritme biologis dan itulah yang menyebabkan penyakit seperti yang dibahas di atas atau kelainan tidur yang disebut sebagai insomnia. Insomnia yang berkepanjangan pun akan berakhir dengan penyakit-penyakit tersebut.

Akan lebih bagus kalau kita mengikuti anjuran cukup tidur dari para ahli, mengikuti faktor usia kita masing-masing. Jangan mencobai diri berpikir kalau mungkin saja mutasi genetik Short Sleep Gene ada pada Saya. Kemudian untuk ritme sikardian, sebaiknya kenali dahulu condong kemana golongan kita. Apabila tipe diurnal dipaksakan hidup dengan pola burung hantu pastinya ke depannya akan menganggu kerja metabolisme tubuh. Begitu juga sebaliknya. Namun, lebih direkomendasikan untuk kita mengikuti pola diurnal karena pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk yang beraktifitas di siang hari dan tidur di malam hari. Metabolisme tubuh manusia sudah dirancang seperti demikian.

Sumber: alodokter.com || halodoc.com || ucsf.edu || Shi, et al. 2019. A Rare Mutation of β1-Adrenergic Receptor Affects Sleep/ Wake Behaviours. Diakses dari cell.com

Apa Gaya Olahraga yang Tepat untuk Saya?

Apa Gaya Olahraga yang Tepat untuk Saya?

source by Hello Sehat

Diseimbangi dengan pola makan sehat, olahraga tidak turut ketinggalan dalam gaya hidup sehat. Mengunjungi gym untuk fitness pun menjadi terkenal di abad 21 ini. Artikel atau video langkah-langkah olahraga tepat untuk pemula juga menjadi hits untuk dicari. Tanpa pelatih ahli, pada akhirnya kita coba satu per satu gaya olahraga demi menunjang gaya hidup sehat tersebut. Efektifkah?

Baca Juga Arti Makanan Bergizi Relatif ke Setiap Orang

Ilmuan menemukan fakta bahwa ternyata gaya olahraga yang cocok untuk setiap orang itu berbeda-beda. Mereka menyatakan istilah baru untuk ini: personal exercise. Tidak mengherankan ya kalau di gym hadir pelatih ahli yang dipanggil personal trainer. Kecocokan antara gaya olahraga dengan genetik kita memberi pengaruh signifikan untuk tubuh kita lho. Pertama kita harus tahu kalau setiap gerakan dalam olahraga itu ada tujuannya. Untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan otot jantung serta anggota gerak bisa dilakukan lari atau jogging. Untuk meningkatkan fleksibilitas dan relaksasi tulang belakang bisa dilakukan yoga atau senam. Untuk meningkatkan volume otot bisa dilakukan latihan angkat beban atau menggunakan alat-alat berat lain di gym. Demikian seterusnya, harus tahu tujuan persis kamu melakukan gerakan olahraga tersebut. Meskipun begitu, dampak ke tubuh kita tetap saja berbeda-beda. Apa peran genetik kita terhadap hal ini? Yang paling kontras dari cetak biru genetik kita adalah daya metabolisme tubuh kita menghasilkan dan menghabiskan energi selama olahraga tersebut. Seberapa besar sepiring makan siang kita menciptakan energi untuk kita berolahraga? Seberapa besar protein yang kamu serap dari makan siang tersebut ditransformasi menjadi protein otot selama olahraga angkat beban? Genetik berperan aktif selama kamu olahraga! Pastikan kalian konsultasi mengenai hal ini kepada pelatih ahlimu agar tujuan bugarmu tepat sasaran.

Menjadi sehat bugar itu salah satu sasaran olahraga. Benar bukan? Tapi ada lho target lain olahraga, yakni diet. Sebenarnya kedua tujuan ini memperlakukan hal yang kurang lebih sama terhadap pola makan dan latihan badani alias olahraga. Bedanya adalah komposisi dan variasinya. Para ahli dalam bidang ini akan mengatur jenis makan dan olahraga apa saja yang kamu perlukan. Contohnya begini, kamu ke gym karena bekerja 8 jam di depan komputer membuat kaku tulang belakang kamu. Tentunya personal trainer akan membuat pola olahraga yang berbeda dengan Saya yang misalkan ingin olahraga demi menurunkan 5 kg berat badan. Ia tidak akan mengarahkan Saya untuk melakukan banyak yoga karena dampaknya kurang berasa untuk penurunan berat badan. Nah, ini untuk tujuan setiap gerakan olahraga. Tidak terlalu presisi bila disangkutpautkan dengan genetik. Yang berarti, belum tentu pola olahraga yang dijadwalkan oleh personal trainer serasi dengan genetik setiap orang.

Mengenai studi genetik ini, sayangnya belum dikenal banyak oleh khalayak Indonesia. Meskipun begitu, para ahli di dunia medis perlahan sudah mulai merambah ke sana. Mengikuti perkembangan jaman dimana pola sehat tidak lagi diperlakukan secara general melainkan personal. Lalu, soal jenis makanan atau olahraga apa yang paling tepat untuk kamu secara pribadi ini akan kamu ketahui bila kamu juga konsultasi dengan dokter gizi. Tentunya dokter gizi yang sudah mempelajari lebih lanjut tentang genetik ya. Sebagai ahli di bidang keseimbangan pola makan dan olahraga demi kesehatan, dokter gizi akan mengarahkan kalian ke keteraturan pola makan dan olahraga yang secara personal identik reaktif terhadap genetik kalian.

Sumber: health.harvard.edu || healthline.com || sehatq.com || Egan, B. dan Zierath, J. R. 2013 Exercise Metabolism and the Molecular Regulation of Skeletal Muscle Adaptation. Diakses dari sciencedirect.com || betterhealth.vic.gov.au

Arti Makanan Bergizi Relatif ke Setiap Orang

Arti Makanan Bergizi Relatif ke Setiap Orang

source by realfood.co.id

Apa arti sehat bagi kalian? Ada empat standar sehat yang pernah kita bahas diantaranya 1) Makan makanan yang bergizi. Tapi, coba lihat banyak orang yang tidak mampu makan kacang kenari atau salmon tetap sehat dan berumur panjang. 2) Badan yang bugar karena menyempatkan waktu untuk jogging atau fitness. Tapi, banyak orang yang berat badannya ideal sekalipun sekilas kita lihat gaya hidupnya tidak sehat. 3) Istirahat yang cukup? Tapi, banyak juga orang-orang yang harus kerja lembur sampai larut malam tetapi tetap bisa bekerja kembali esok hari tanpa konsetrasinya terganggu. 4) Pikiran dan hati yang sehat. Tapi banyak orang yang menumpuk beban pikirannya tapi tidak kunjung sakit. Jadi, apa standar sehat ini sekadar wacana?

Tahukah kalian, kadang kali makanan yang sehat untuk Saya bukan berarti sehat buat kamu? Kadang kali gaya olah raga yang sehat untuk Saya tetapi tidak berarti buat gaya sehat kamu? Kadang kali pola istirahat yang sehat buat Saya tetapi tidak signifikan buat kamu? Bahkan kadang kali apa yang Saya pikir tidak sehat buat pikiran Saya malahan ternyata sehat buat kamu? Segala hal terdengar sangat kontras! Mengapa bisa demikian?

Baca Juga Apa Gaya Olahraga yang Tepat untuk Saya?

Tahun 1990, kumpulan ilmuan mencetuskan penelitian pertama mengenai genetik manusia. Projek ini selesai di tahun 2003, menghasilkan data cetak biru genetik lengkap manusia. Tidak berakhir sampai di sana, projek ini terus berkembang hingga hari ini. Terus mencari tahu apa pengaruh kode genetik tersebut terutama terhadap kesehatan manusia. Mengejutkannya, tersingkapkan kalau yang memegang kendali terhadap kesehatan kita bukan apa yang kita makan atau kerjakan tapi bagaimana reaksi tubuh terhadap aktivitas tersebut. Contoh sederhanya adalah makan kacang kenari. Kenari (Inggris: almond) kaya akan nutrisi. Jelas, karena benefit makan kenari signifikan untuk kesehatan, maka itu harga pasarannya tinggi. Kenari kaya akan HDL atau lemak tidak jenuh, vitamin E, mineral, protein, dan serat. Secara saintifik terbukti kalau konsumsi rutin kacang kenari menurunkan risiko terkena kanker. Sungguh sangat sehat! Tapi bagaimana dengan mereka yang alergi terhadap kacang kenari? Makanan ini malah jadi racun. Pertanyaannya, mengapa ada orang yang alergi kacang kenari? Inilah tujuan mempelajari genetik manusia. Alergi adalah reaksi abnormal sistem imun. Sistem imun reaktif terhadap kacang kenari, mengenalinya sebagai antigen berbahaya yang harus diserang. Akibat kesalahan cetak biru ini, peradangan terjadi di beberapa bagian tubuh. Kita bisa mengenalinya dengan ruam di kulit. Nah, yang sehat buat Saya belum tentu sama artinya buat kalian kan.

Banyak orang kekurangan gizi di luar sana. Dalam hal ini, mereka tidak makan makanan yang memicu alergi seperti kasus di atas, melainkan makan makanan yang kurang, bahkan tidak bergizi. Mengapa mereka tetap sehat dan berumur panjang? Ilmu pengetahuan genetik manusia juga mempelajari efek suatu makro nutrien yang masuk ke dalam tubuh. Misalkan saja dampak memakan 100 g ayam Kentucky dalam sehari. Ayam Kentucky sebagai fast food menyumbang banyak kolesterol ke tubuh. Di sinilah genetik mengambil alih seberapa besar kolesterol tercena lalu tersimpan di pembuluh darah. Dengan melanjutkan gaya hidup tidak sehat, menumpuk banyak kolesterol jahat tinggal menunggu waktu untuk serangan jantung. Pada takaran makan ayam Kentucky 100 g setiap hari, ketika genetik berbicara menyebabkan kemampuan cerna kolesterol berbeda-beda maka dapat dikatakan rentang waktu sampai pembuluh darah tersumbat juga berbeda. Sungguh, yang menentukan kemampuan organ mencerna apakah itu makanan sehat atau tidak tetap adalah genetik!

Sumber: Khera, et al. 2017. Genetic Risk, Adherence to a Healthy Lifestyle, and Coronary Disease. Diakses dari ncbi.nlm.nih.gov. || Sebastiani, et al. 2012. Whole Genome Sequences of a Male and Female Supercenetarian, Ages Greater than 114 Years. Diakses dari frontiersin.org || genome.gov/human-genome-project || medicalnewstoday.com

Antara Susu Sapi dan Susu Nabati

Antara Susu Sapi dan Susu Nabati

Photo by kompas.com

Pencernaan anak kecil memang sensitif. Sedikit salah makan dapat menyebabkan diare atau muntah-muntah. Yang paling repot adalah ketika pencernaan seorang bayi menolak ASI. Padahal, ASI adalah satu-satunya sumber makanan bayi yang baru lahir. Penyebabnya tak lain tak bukan adalah intoleran terhadap laktosa. Lho, bukannya sebelumnya dijelaskan kalau dalam tubuh bayi yang baru lahir enzim laktasenya tinggi? Hal itu sangat benar, tapi sayangnya tidak bisa digenaralisasi demikian. Beberapa bayi lahir dalam keadaan kongenital alaktasia. Ini adalah sebuah keadaan klinis dimana enzim laktase nyaris tidak ada atau memang tidak ada sama sekali sejak lahir. Sistem pencernaan bayi yang lahir dengan penyakit ini akan menolak ≤ 100% ASI dari ibunya. Kalau begitu, darimana sumber makanan si bayi?

Tidak semua susu mengandung laktosa. Menjelang abad 21, tren susu nabati menjadi alternatif susu sapi. Kita dewasa kini mengenal susu nabati dengan nama susu soya, susu yang asalnya dari kacang kedelai. Hasil studi mengatakan kalau kalsium sejumlah yang sama dapat didapatkan dari susu soya yang difortifikasi. Susu soya ini tidak kalah kaya gizinya dengan susu sapi karena mengandung protein, magnesium, potassium, vitamin A dan pula vitamin B-12. Tapi perlu disayangkan kalau memang kandungan protein susu soya tidak sebesar pada susu sapi segar.

Harus diperhatikan kalau tidak semua susu soya bagus digunakan sebagai susu bayi. Yang menyebabkan konsumsi susu soya tidak semenyehatkan susu sapi segar dikerenakan banyak produsen susu soya membubuhkan ekstra gula. Bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang tanpa memperhitungkan keluar dan masuknya energi yang ditimbulkan dari ekstra gula, bisa-bisa diabetes malah berkembang dalam tubuh anak-anak pengonsumsinya.

Baca Juga Pentingkah Susu untuk Orang Dewasa?

Susu nabati lainnya yang agak asing di telinga orang Indonesia adalah susu almond, susu beras, dan susu kelapa. Sebagai alternatif susu sapi, susu ini sangat bagus untuk kesehatan. Almond pada susu almond sangat kaya kandungan lemak tidak jenuh, yang berarti mengonsumsi susu ini secara rutin akan memelihara jantung dan pembuluh darah kalian. Kelemahan dari susu ini adalah terlarang dikonsumsi untuk anak-anak di bawah 1 tahun dan juga bagi orang-orang yang alergi terhadap kacang kenari. Dokter anak menyatakan kalau susu ini tetap saja tidak bisa menggantikan ASI karena susu almond komersial telah ditambahkan senyawa kimia pengawet dan pemanis tambahan. Apabila kalian alergi terhadap laktosa, soya, dan almond, opsi susu nabati berikutnya adalah susu beras. Mungkin cukup aneh kedengarannya beras dijadikan susu oleh orang Indonesia tapi susu ini cukup terkenal di luar negeri yang sumber karbohidratnya bukan nasi seperti kita. Namun, lagi-lagi sayangnya susu ini juga tidak bisa menggantikan ASI. Bukan karena susu komersial beras mengandung pengawet dan pemanis buatan, melainkan arsenik organik. Akumulasi arsenik pada anak-anak bisa menyebabkan sakit pencernaan yang parah. Yang terakhir adalah susu kelapa. Mereka yang alergi terhadap laktosa, soya, dan almond bisa juga mengonsumsi susu berbahan kelapa. Biar begitu patut disayangkan kalau lagi-lagi susu alternatif ini tidak boleh diberikan pada bayi.

Jadi, susu alternatif mana yang boleh diberikan pada bayi dan anak-anak? Mengikuti perkembangan jaman, susu bayi formula sekarang tidak lagi dikelompokkan sebagai susu sapi atau susu soya saja. Sudah banyak beredar di pasaran susu absen laktosa yang terbuat dari kombinasi bahan-bahan nabati. Konsultasikanlah pada dokter anak, susu formula terbaik yang cocok dengan kesehatan anak.

Sumber: Tomar, B. S. 2014. Lactose Intolerance and Other Disaccharidase Deficiency || theconversation.com || hsph.harvard.edu || alodokter.com || sehatq.com

Pentingkah Susu untuk Orang Dewasa?

Pentingkah Susu untuk Orang Dewasa?

Photo by The Humble Co. on Unsplash

Di kala kita kecil, seusai lepas dari ASI, minum segelas susu dua kali sehari sangat diharuskan. Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan sangat memerlukan berbagai kekayaan nilai gizi pada susu untuk tumbuh kembangnya. Seperti yang kita tahu dan sebagaimana hal tersebut memang terbukti benar secara ilmiah, susu memang kandungan protein dan kalsiumnya melimpah. Dua hal ini berkontribusi besar terhadap pembentukan dan pengokohan tulang. Masa tumbuh kembang anak yang berarti peningkatan signifikan massa tulang dan otot didukung dengan protein dan kalsium dari susu ini. Tapi, sampai usia berapa manfaat susu ini kita dapat rasakan? Apalagi masa pertumbuhan kita sebagai manusia terhenti setelah melampaui usia remaja (sekitar usia 17-19 tahun).

Fakta menyebutkan kalau susu tidak lagi esensial untuk orang dewasa. Kasarnya bisa disebutkan kalau kebutuhan terhadap susu bisa disubtitusi sama sekali dengan mengonsumsi jenis makanan lain yang sama-sama tinggi kalsium dan protein. Salah satu alasan dibalik pentingnya susu untuk anak-anak adalah karena ragam makanan dan minuman yang dapat diterima sistem pencernaan anak kecil terbatas. Akan tetapi, kebutuhan akan kalsium dan protein sangat tinggi. Berbeda dengan orang dewasa yang sistem pencernaannya lebih toleran terhadap rupa-rupa makanan.

Baca Juga Antara Susu Sapi dan Susu Nabati

Ada fakta menarik lainnya tentang mengapa sistem pencernaan manusia bisa tiba-tiba intoleran terhadap susu. Begitu seorang bayi dilahirkan, tubuh sang bayi menghasilkan banyak enzim laktase. Enzim ini mengijinkan ASI bisa dicerna dengan baik oleh bayi. Dalam hal ini kita tahu kalau sebagian besar bayi eksklusif mengonsumsi ASI hingga usia 6 bulan. Melewati usia itu, orang tua mulai menyediakan susu formula untuk bayinya. Uniknya, seiring pertambahan usia, konsentrasi enzim laktase ini dalam tubuh bayi menurun. Pada masa inilah mulai muncul gejala intoleran terhadap susu. Dan hebatnya, semakin dewasa kita intoleran ini pun perlahan-lahan menghilang. Padahal, bukan berarti enzim laktase dalam tubuh kita kembali meningkat, melainkan daya tahan tubuh kita yang berkembang sehingga tidak lagi bertentangan dengan kondisi intoleran. Jadi, disimpulkan kalau minum susu ketika kita dewasa sebenarnya tidak berguna dong? Oh, bukan begitu. Laktase adalah enzim pemecah gula susu (laktosa), bukan protein apalagi kalsium. Ketika orang dewasa minum susu, kekayaan protein dan kalsium ini masih bisa diperoleh.

Segelas susu bagi orang dewasa memenuhi kecukupan nutrisi kalsium harian sebesar 30%. Kalsium yang masuk ke tubuh ini digunakan untuk pemeliharaan gigi dan tulang, menghindarkan kita terkena osteoporosis. Sebenarnya orang dewasa bisa mendapatkan kalsium dengan jumlah yang sama dari brokoli atau jeruk. Sementara untuk mencukupi kebutuhan protein, orang dewasa bisa menerimanya dari konsumsi daging, telur, atau ikan. Maka dari itu, minum susu bisa tetap dilanjutkan sebagai tambahan (suplementasi) untuk konsumsi sehari-hari. Para ahli gizi pun menyarankan kalau susu yang dikonsumsi sebaiknya dalam rupa olahannya, yakni keju atau yogurt. Fermentasi produk susu ini lebih kaya nutrisi dibandingkan susu segar itu sendiri. Sayangnya, sistem pencernaan anak kecil belum bisa menerima ini. Maka dari itu, urgensi minum susu lebih mengacu pada anak-anak. Jadi, bisa dikatakan minum susu sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh orang dewasa asalkan memang kebutuhan akan protein dan kalsium dari susu bisa benar-benar tergantikan oleh jenis makanan lain.

Sumber: healtline.com || alodokter.com || who.int || usatoday.com || theconversation.com || hsph.harvard.edu || cnnindonesia.com

Buah Segar vs Jus Buah

Buah Segar vs Jus Buah

Photo by Zlatko Đurić on unsplash.com

Rupa buah yang paling doyan dikonsumsi orang segala usia ialah jus. Selain rasanya yang manis sedap di lidah, jus buah juga praktis untuk dikonsumsi. Produk olahan buah yang satu ini banyak sekali dikomersialkan dalam kemasan yang mudah diperoleh dan dibawa kemana saja. Berita baiknya, dengan meneguk segelas jus buah kita sudah memenuhi setengah kebutuhan harian tubuh kita akan buah. Masalahnya adalah, seberapa yakinkah kalian kalau jus yang kalian minum itu murni jus buah?

Apakah kalian pernah sekadar membaca label nutrisi pada kemasan jus buah? Atau apakah kalian sadar berapa jumlah gula yang dimasukkan ke blender oleh pedagang jus buah? Yang paling parahnya, apakah kalian sadar sebagai senyawa pemanis gula sering kali digantikan oleh susu kental manis? Mengetahui tiga pertanyaan ini, nilai gizi buah yang seharusnya kita dapatkan malah menjadi krisis kesehatan bagi kita.

Baca Juga Sayur vs Buah

Sekali lagi ditekankan kalau konsumsi buah adalah baik buat tubuh. Buah mengandung tinggi serat, vitamin, dan mineral. Kandungan gula pada buah pun dikatakan sebagai sumber energi baik untuk tubuh karena gulanya alami. Di beberapa jenis buah seperti alpukat bahkan mengandung lemak tidak jenuh yang bisa memerangi lemak jenuh yang kalian dapatkan dari fast atau junk food. Semua kebaikan buah ini bisa kamu dapatkan kalau buah ini dimakan dalam keadaan segar (bukan olahan). Sekali pun rasa buah normalnya sudah manis, namun saat diekstrak rasa manisnya berkurang. Beberapa jenis buah bahkan cenderung kehilangan aroma khas buahnya. Dan hal tersebut membuat produk olahan buah terancam tidak dilirik oleh pembeli. Dengan demikian, produsen jus buah dalam kemasan atau pedagang buah mau tidak mau harus menambahkan senyawa aditif untuk menguatkan rasa manis dan atau aroma khas dari buah itu sendiri. Senyawa aditif itu adalah bahan kimia, yang dalam faedahnya kita tahu kalau mengonsumsi bahan kimia dalam jangka waktu panjang pastinya menjadi racun buat tubuh kita.

Beralih pada mekanisme tubuh kita dalam menyambut buah ke dalam sistem pencernaan. Tahukah kalian kalau di dalam ludah kalian terdapat enzim yang bisa memecah polisakarida (molekul gula kompleks) menjadi lebih sederhana? Selama proses mengunyah, buah dihancurkan secara mekanik. Ludah yang mengandung enzim tersebut membantu proses pencernaan secara kimiawi (lebih tepatnya biokimiawi. Saya perjelas supaya kalian tidak bingung dengan istilah aditif yang sama-sama menggunakan kata-kata kimia). Selama proses pencernaan dalam mulut itu lah rasa manis terdeteksi oleh lidah kita. Tidak selesai sampai di sana karena di dalam mulut bentuk gula dari buah belum sampai yang paling sederhana. Proses ini masih terus berlanjut hingga ke lambung, usus, bahkan sampai tinggal berupa ampas yang harus dibuang tubuh lewat rektum. Ketika kita ‘memakan’ buah (bukan minum), proses pencernaan berjalan secara bertahap. Otomatis, proses penyerapan juga bertahap. Ketimbang kita ‘meminum’ buah yang berarti buah langsung meluncur ke lambung dan sebagai cairan melanju ke ginjal untuk disaring. Pengendalian gula darah jauh lebih sulit pada buah yang berupa jus dibandingkan segar. Gula pada jus buah yang seperti dibahas sebelumnya adalah kombinasi bahan tidak alami tidak bisa direm masuk ke dalam darah. Secara tidak langsung, kita menggenjot gula ke dalam darah tanpa saringan. Jadi, ke depannya, manakah yang kalian pilih untuk dikonsumsi?

Sumber: healthline.com || halodoc.com || hellosehat.com || who.int || Bray, G. A. 2010. Fructose: Pure, White, and Deadly? Fructose, by any Other Name, Is a Health Hazard