Personil Band Kahitna Terjerat Kasus Narkotika

Bagi Sobat Salam penggemar Band Kahitna pasti sudah tidak asing lagi dengan gitarisnya, Andrie Bayuadjie. Kabar kurang mengenakan datang darinya di karenakan Andrie terjerat kasus dugaan penyalahgunaan narkotika.

Dikutip dari Sindonews.com, petugas mengamankan barang bukti berupa 45 Valdimex Diazepam atau psikotropika golongan empat di kosannya Kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Petugas menyebut bahwa hasil tes urin terhadap Andrie positif mengandung benzodiazepine.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai obat Valdimex Diazepam, berikut kami buat ulasannya.

Apa Itu Valdimex?

Dikutip dari Heltdetikcom, Valdimex merupakan jenis obat yang termasuk ke dalam golongan psikotropika, dengan kandungan Diazepam 10mg/2 ML. Diazepam merupakan golongan obat Benzodiazepin long-acting yang memiliki mekanisme sebagai pelemas otot bersifat amnesti atau kondisi yang menyebabkan penderitanya kehilangan memori atau ingatan.

Valdimex biasa digunakan untuk pemulihan anastesi/bius, memberikan efek tenang dalam prosedur bedah dan medis minor, kecemasan parah, kejang otot serta insomnia yang berhubungan dengan kecemasan.

Valdimex Diazepam ini sebenarnya sangat berguna bagi pengobatan, namun pemakaiannya tentu saja harus sesuai dan dalam pengawasan dokter.

Dosis & Cara Penggunaan Valdimex

Dosis dan Cara Penggunaan Valdimex harus dilakukan dengan Tenaga Medis Profesional dan Resep Dokter. Dosis penggunaan Valdimex juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaan nya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

  • Kecemasan berat: 2 mg 3 x sehari. Maksimal: 30 mg / hari.
  • Insomnia: 5-15 mg sebelum tidur.
  • Premedikasi Anestesi; Sedasi dalam prosedur bedah dan medis minor: 5-20 mg.
  • Terapi tambahan pada kondisi kejang: 2-60 mg / hari dalam dosis terbagi.
  • Kejang otot: 2-15 mg / hari dalam dosis terbagi, hingga 60 mg / hari pada gangguan kejang parah.
  • Sindrom penarikan alkohol: 5-20 mg, ulangipemberian obat setiap 2-4 jam kemudian jika perlu. Atau, 10 mg 3-4 x sehari pada hari pertama, kurangi dosis menjadi 5 mg 3-4 x sehari sesuai kebutuhan.

Efek Samping Valdimex

  • Sedasi.
  • Kantuk.
  • Kelemahan otot.
  • Kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Vertigo.
  • Reaksi paradoks (misalnya kecemasan, halusinasi, insomnia, psikosis, gangguan tidur).
  • Gangguan penglihatan.
  • Tremor.
  • Nyeri dan tromboflebitis (jika di berikan secara intravena).

Jarang: hipersensitivitas, kelainan darah, penyakit kuning, peningkatan nilai enzim hati.

Kontraindikasi Valdimex

Tidak boleh di berikan pada penderita glaukoma sudut tertutup akut, depresi sistem saraf pusat yang sudah ada sebelumnya, koma, insufisiensi pernapasan berat atau akut, sindrom apnea tidur, miastenia gravis, gangguan hati berat.

Interaksi Obat Valdimex

Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Valdimex:

Secara signifikan meningkatkan efek depresi sistem saraf pusat tanpa antivirus (misalnya: Amprenavir, ritonavir).

  • Dapat meningkatkan efek depresan sistem saraf pusat tanpa anestesi, analgesik narkotik, antidepresan, antipsikotik, ansiolitik, antiepilepsi, antihistamin, antihipertensi, relaksan otot (misalnya: Tizanidine, baclofen), nabilone.
  • Dapat mengurangi clearance jika di berikan bersamaan dengan antibakteri yang mengganggu metabolisme oleh enzim hati (misalnya: Isoniazid dan erythromycin), kontrasepsi oral, cimetidine, omeprazole.
  • Dapat meningkatkan clearance jika di berikan bersamaan dengan antibakteri yang dikenal sebagai penginduksi enzim hati (misalnya: Rifampisin).
  • Dapat meningkatkan kadar serum jika di berikan bersamaan dengan disulfiram.
  • Dapat mengurangi clearance digoxin. Dapat mengurangi efek terapi jika di berikan bersamaan dengan teofilin.
  • Kemunduran parkinsonisme reversibel jika di berikan bersamaan dengan levodopa.

Kategori Kehamilan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Valdimex ke dalam Kategori D. Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Semoga membuka kembali wawasan kita mengenai dunia obat-obatan ya Sobat, agar kita tidak sembarangan dalam menggunakan obat tertentu.

Baca Juga :

Leave a comment

Your email address will not be published.