Kenali Jenis Penyakit Pada Kerongkongan, Penting Disimak!

Sudahkah Anda mengetahui, ada beberapa jenis penyakit pada kerongkongan kita yang berisiko menjangkit. Lantas apa sajakah itu dan bagaimanakah cara mencegahnya? Yuk simak dalam artikel ini!

Anatomi Singkat Kerongkongan

Dalam sistem pencernaan, kerongkongan memiliki fungsi yang sangat penting dan juga vital. Kerongkongan, juga dikenal sebagai esofagus, adalah organ tubular dalam sistem pencernaan manusia.

Kerongkongan sendiri merupakan salah satu organ pencernaan yang berfungsi untuk membawa makanan yang telah dihaluskan di dalam mulut menuju ke lambung. Otot kerongkongan akan akan menghasilkan gerak peristaltik untuk mendorong makanan ke lambung. 

Ada pun anatomi kerongkongan yang perlu Anda ketahui ialah sebagai berikut: 

  1. Panjang: Kerongkongan memiliki panjang sekitar 20-25 cm dan menghubungkan tenggorokan (faring) dengan lambung. Itu dimulai di trakea (batang tenggorokan) dan berakhir di bagian atas lambung.  
  2. Struktur: Kerongkongan adalah tabung berotot yang berfungsi untuk mengangkut makanan, cairan, dan air liur dari mulut ke lambung. Ini terdiri dari lapisan otot yang membantu mendorong makanan ke arah lambung.  
  3. Epiglotis: Di bagian awal kerongkongan terdapat epiglotis, yang berfungsi untuk mengarahkan makanan ke kerongkongan dan mencegahnya masuk ke saluran napas.  
  4. Sfingter: Di dalam kerongkongan terdapat sfingter, yang merupakan otot menyerupai cincin. Sfingter ini membantu mengontrol aliran makanan ke dalam lambung dengan membuka dan menutup.

Fungsi Kerongkongan bagi Tubuh

Selain menghantarkan makanan yang sudah dihaluskan ke lambung, ternyata kerongkongan memiliki beberapa fungsi lainnya yang juga tak kalah penting. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Penghubung Mulut dan Lambung

Kerongkongan berperan sebagai saluran penghubung antara mulut dan lambung. Ini adalah jalur di mana makanan, cairan, dan air liur yang telah dikunyah di mulut bergerak menuju lambung untuk pencernaan lebih lanjut.

Pencegahan Refluks

Di dekat perbatasan antara kerongkongan dan lambung, terdapat sfingter esofagus bawah (lower esophageal sphincter) yang berfungsi sebagai pintu masuk ke lambung. 

Sfingter ini membantu mencegah refluks asam lambung ke dalam kerongkongan, menjaga kerongkongan tetap sehat.

Transportasi Cairan

Selain makanan padat, kerongkongan juga mengangkut cairan seperti air liur dan minuman ke dalam lambung.

Jenis-jenis Penyakit Pada Kerongkongan

Kerongkongan merupakan salah satu organ yang cukup aktif. Perannya sangat penting bagi sistem pencernaan dalam tubuh. Akan tetapi ternyata ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu kerja organ satu ini.

Setidaknya ada beberapa jenis penyakit kerongkongan yang penting untuk Anda ketahui dan waspadai. Antara lain sebagai berikut.

1. Penyakit Akalasia

Jenis penyakit yang pertama yakni Akalasia. Akalasia adalah suatu penyakit yang memengaruhi kerongkongan (esofagus) dan mengakibatkan gangguan pada pergerakan makanan dari kerongkongan ke lambung. 

Gejala dari penyakit akalasia ialah kesulitan menelan (disfagia), rasa makanan yang tersangkut di tenggorokan, mual, muntah, dan penurunan berat badan.

Kendati penyebabnya belum diketahui secara pasti, akan tetapi akalasia dapat terkait dengan gangguan sistem saraf pada dinding esofagus. 

2. Penyakit Esofagitis

Esofagitis adalah kondisi peradangan pada kerongkongan (esofagus) yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. 

Penyebab dari penyakit ini dapat dipicu oleh beberapa faktor termasuk refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease atau GERD), infeksi, alergi, iritasi kimia, atau gangguan kekebalan tubuh.

Gejala esofagitis meliputi kesulitan menelan (disfagia), nyeri saat menelan, radang tenggorokan, suara serak, batuk, dan sensasi terbakar pada dada (heartburn) akibat naiknya asam lambung.

Baca juga, Cara Mengatasi Korengan Pada Luka

3. Penyakit Barrett’s Esophagus

Kemudian penyakit yang ketiga adalah Barrett’s esophagus. Mungkin penyakit ini masih asing di telinga Anda, akan tetapi penting untuk dikenali dengan seksama. 

Barrett’s esophagus adalah kondisi kronis di mana lapisan sel pada kerongkongan (esofagus) mengalami perubahan menjadi sel yang mirip dengan lapisan usus. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh asam lambung yang naik secara kronis ke kerongkongan, yang merupakan gejala dari penyakit refluks asam gastroesofageal (GERD).

Penyebab dari penyakit ini dikarenakan refluks asam lambung yang terjadi ketika katup penghubung antara kerongkongan dan lambung (sphincter esofagus bawah) melemah atau tidak berfungsi dengan baik.

Perlu Anda ketahui bahwasannya Barrett’s Esophagus dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

4. Kanker Esofagus

Kanker juga dapat berpotensi menyerang organ kerongkongan kita. Kanker esofagus atau kanker kerongkongan adalah kondisi yang melibatkan pertumbuhan sel-sel kanker di dalam kerongkongan (esofagus). 

Ini adalah jenis kanker yang serius dan memiliki tingkat kesintasan yang rendah jika tidak terdeteksi dan diobati secara dini.

Gejala kanker esofagus meliputi nyeri ulu hati, nyeri di tenggorokan atau di belakang tulang dada, batuk kronis yang terus menerus, kesulitan menelan (disfagia), penurunan berat badan drastis, hingga batuk darah.

Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kanker kerongkongan atau esofagus seperti kebiasaan merokok, mengalami penyakit asam lambung, konsumsi alkohol, berat badan berlebihan (obesitas), hingga jarang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.

5. Penyakit Striktur Esofagus

Striktur esofagus adalah kondisi medis yang ditandai oleh penyempitan abnormal pada kerongkongan (esofagus). Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam menelan makanan dan minuman karena saluran makanan menjadi lebih sempit. 

Penyebab dari striktur esofagus sendiri dikarenakan oleh kerusakan pada dinding esofagus akibat kondisi seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD) yang kronis. 

GERD dapat menyebabkan iritasi pada esofagus dan pembentukan jaringan parut, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan penyempitan. 

Gejala yang paling umum dari striktur esofagus adalah kesulitan menelan (disfagia). Penderita mungkin merasa seperti ada sesuatu yang terjebak di kerongkongannya. Gejala lainnya termasuk nyeri dada saat makan atau minum, muntah, atau penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Cara Mencegah Penyakit Kerongkongan

Lalu apa hal-hal yang bisa dilakukan agar kita tidak terkena penyakit-penyakit kerongkongan tersebut? Ternyata ada beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyakit kerongkongan, di antaranya:

  • Hindari kebiasaan berbaring setelah makan – Cobalah untuk tetap tegak atau duduk selama beberapa jam setelah makan. Ini membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
  • Berhenti Merokok – Merokok dapat melemahkan sfingter esofagus bawah, yang dapat meningkatkan risiko refluks asam.
  • Makan dengan porsi kecil – Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dan sering dapat membantu mengurangi tekanan pada kerongkongan dan mengurangi risiko refluks asam.
  • Minum air secukupnya – Pastikan Anda cukup minum air setiap hari, tetapi hindari minum terlalu banyak air sekaligus saat makan, karena ini dapat membuat perut terasa lebih penuh dan mendorong asam lambung naik.
  • Jaga berat badan ideal – Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada perut dan memicu refluks asam. Pertahankan berat badan yang sehat.
  • Konsultasikan dengan dokter – Jika Anda merasakan gangguan pada kerongkongan, jangan segan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. 

Oh iya Anda juga bisa memanfaatkan layanan dokter & perawat ke rumah dari Salam-Homecare. Selain kemudahannya, Anda juga bisa melakukan konsultasi secara GRATIS kapanpun dan dimanapun. Langsung saja yuk cek layanannya.

Itulah beberapa jenis penyakit pada kerongkongan serta cara mencegahnya. Semoga informasi ini bermanfaat dan nantikan artikel seputar kesehatan dari Salam-Homecare lainnya. 

Sumber: 

Leave a comment

Your email address will not be published.