Benarkah Makan Nasi Bisa Menyebabkan Kanker?

Mungkin Sobat Salam sudah tidak asing dengan istilah, “Bagi orang Indonesia belum makan kalau belum makan nasi”. Nasi sudah menjadi makanan pokok yang wajib ada sehari-hari bagi masyarakat Indonesia.

Nasi berfungsi sebagai sumber karbohidrat yang akan membantu tubuh memproduksi energi yang selanjutnya energi itu akan digunakan untuk melakukan aktivitas harian. Namun pernahkah Sobat Salam berfikir bahwa, nasi yang selama ini kita konsumsi ternyata dapat menyebabkan kanker?

Kok bisa sih? Hal ini terjadi karena beras yang selama ini beredar di pasaran, tidak luput dari paparan zat kimia yang bernama Arsenik. Zat kimia ini lah yang jika dikonsumsi terus menerus oleh tubuh kita, bisa berpotensi memicu kanker di kemudian hari.

Apa itu Arsenik?

Arsenik merupakan logam berat yang dapat ditemukan di air, udara, tanah, bahkan makanan. Senyawa ini tergolong beracun dan sangat berbahaya. Kebanyakan dari kita bisa saja terpapar zat kimia ini tanpa menyadarinya.

Secara umum, arsenik dibagi menjadi dua jenis, yaitu arsenik organik dan arsenik anorganik. Arsenik organik paling sering digunakan dalam pembuatan pemberantas hama dan herbisida pembasmi gulma.

Senyawa arsenik organik ini biasanya ditemukan dalam kadar rendah terkandung dalam tanah, tembaga, bijih timah, dan air. Arsenik organik biasanya tidak beracun bagi manusia, kecuali jika paparannya dalam jumlah besar.

Sementara itu, arsenik anorganik sangat berbahaya bagi tubuh dan bisa menyebabkan keracunan arsenik. Gejala keracunan arsenik meliputi mual dan muntah, diare, kram otot, nyeri perut, dan perubahan warna kulit.

Bagaimana Arsenik Berpindah ke Makanan?

Arsenik ditemukan dalam produk gandum, sayur dan buah-buahan, makanan laut, dan khususnya beras. Ini karena arsenik adalah elemen besi yang dihasilkan secara alami dalam kerak bumi, yang turut hadir di dalam air, udara, dan tanah.

Unsur ini bisa diserap oleh tanaman saat mereka tumbuh, terlepas dari apakah mereka tumbuh di pertanian tradisional atau organik. Arsenik bukanlah racun yang sengaja ditambahkan ke dalam sumber pangan, dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya.

Beras merupakan salah satu sumber pangan kaya akan kandungan arsenik anorganik, jenis arsenik yang paling beracun. Beras mengandung sekitar 10 hingga 20 kali dosis arsenik lebih tinggi daripada tanaman gandum dan biji-bijian lainnya.

Selain itu, hal ini juga menyebabkan air irigasi pertanian jadi sangat terkontaminasi oleh arsenik. Penggunaan air yang terkontaminasi arsenik untuk mencuci dan memasak beras dapat meningkatkan kadarnya di dalam nasi.

Bahaya Paparan Racun Arsenik Bagi Kesehatan Tubuh

Terpapar arsenik, baik dalam jumlah banyak maupun sedikit, bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Berikut ini adalah beberapa bahaya racun arsenik bagi tubuh :

  • Meningkatkan risiko kanker

Penelitian menunjukkan bahwa paparan arsenik dalam jangka panjang atau dosis yang besar dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, kanker hati, kanker kulit, kanker kandung kemih, dan kanker prostat. Konsumsi air yang terkontamiasi arsenik diduga menjadi pemicu utama dari kanker ini.

  • Menyebabkan gangguan pada sistem endokrin

Meski dalam jumlah sedikit, paparan racun arsenik dapat mengganggu sistem endokrin. Jika sistem endokrin terganggu, maka peran hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan, fungsi jaringan, metabolisme, fungsi seksual dan proses reproduksi, serta mood juga dapat terganggu.

  • Meningkatkan risiko penyakit diabetes

Penelitian menunjukkan bahwa paparan arsenik dalam dosis kecil sekali pun dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes.

Arsenik diduga dapat menyebabkan diabetes dengan beberapa cara, seperti menghambat penyerapan glukosa, merusak sel pankreas hingga menyebabkan disfungsi sel pankreas, dan menstimulasi pembetukan glukosa di hati.

  • Meningkatkan risiko penyakit jantung

Orang yang terpapar arsenik anorganik memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Hal ini diduga karena arsenik yang masuk ke dalam tubuh melalui air dan makanan dapat menebalkan dinding utama jantung, sehingga memicu terjadinya penyakit jantung dan gagal jantung.

  • Menurunkan kecerdasan anak

Penelitian menunjukkan bahwa paparan arsenik melalui air minum yang dikonsumsi dapat menurunkan kecerdasan anak berdasarkan hasil tes IQ. Racun arsenik juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf anak.

Tak hanya itu, terpapar arsenik dalam dosis rendah maupun tinggi, dampak paparan arsenik ini juga dapat meningkatkan risiko pubertas dini, perkembangan kelenjar susu yang tidak normal, dan obesitas. Keracunan arsenik juga bisa menyebabkan komplikasi kesehatan, yang jika tidak diobati bisa berakibat pada kematian.

Cara Mengurangi Kadar Arsenik Dalam Beras

Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat menganjurkan masyarakat untuk makan makanan seimbang yang mengandung variasi dari biji-bijian lain. Gandum dan oats, misalnya, diketahui memiliki kadar arsenik yang lebih rendah daripada beras padi.

Sobat Salam juga tidak perlu khawatir, karena para ahli pun sudah menemukan cara untuk mengurangi kadar arsenik yang terkandung dalam beras yang kita konsumsi melalui cara memasak nasi yang disesuaikan.

Cara yang dinilai paling aman untuk mengurangi kadar arsenik dalam beras adalah dengan merendam beras semalaman, lalu cuci bersih pada keesokan harinya. Dan untuk menanak beras, gunakan rasio air dan beras 5:1. Cara ini ternyata dapat mengurangi kadar arsenik dalam beras sampai 80 persen.

Salam Sehat, Salam Homecare ❤️

Baca Juga :

Leave a comment

Your email address will not be published.