Sumber : merdeka.com

Sobat Salam, penyakit Asma adalah satu jenis penyakit yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran pernapasan yang mengakibatkan sesak (sulit bernapas). Selain membuat pengidapnya sulit bernapas, asma juga bisa menimbulkan gejala lainnya seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Saluran pernapasan pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa asma. Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu (asap rokok, debu, bulu binatang, dll), maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku dan menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikannya napas terasa berat.

Penderita asma di Indonesia menurut laporan riset kesehatan dasar oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 memperkirakan jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4,5 persen dari total jumlah penduduk. Sobat bayangkan saja, sekarang sudah tahun 2021, berapa banyak kasus asma di negara kita ini.

Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia.

Untuk mengetahui diagnosis asma, dokter harus melakukan wawancara medis (anamnesis) dan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis penyakit asma. Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batu, sesak napas, mengi, rasa berat di dada, dan variabiliti yang berkaitan dengan cuaca. Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, contohnya faal paru dengan alat spirometer. Pengukuran faal paru digunakan untuk  menilai :

  • Obstruksi jalan napas
  • Reversibiliti kelainan faal paru
  • Variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperes-ponsif jalan napas.

Beberapa tes lainnya untuk mendiagnosis asma , yaitu :

  • Pemeriksaan arun puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter
  • Uji reversibilitas (dengan bronkodilator)
  • Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hiperaktivitas bronkus
  • Uji alergi untuk menilai ada atau tidaknya alergi
  • Foto torak, untuk menyingkirkan penyakit selain asma.

Baca Juga Infeksi Saluran Pernapasan Bawah. Apakah Berbahaya?

Sumber : halodoc.com

Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma sejak kanak-kanak, gejalanya mungkin bisa menghilang ketika dia remaja dan muncul kembali saat usianya lebih dewasa. Namun gejala asma yang tergolong menengah atau berat di masa kanak-kanak, akan cenderung tetap ada walau bisa juga muncul kembali. Namun, asma juga bisa muncul di usia berapa pun dan tidak selalu berawal dari masa kanak-kanak.

Para ahli belum mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebab asma. Akan tetapi, serangan umumnya terjadi ketika seseorang terpapar pemicunya. Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi penyebab alias pemicu asma, antara lain :

  • Perokok aktif dan perokok pasif
  • Infeksi saluran pernapasan atas (seperti pilek, flu, atau pneumonia)
  • Alergi terhadap makanan, serbuk sari, jamur, tungau debu, dan bulu hewan peliharaan
  • Paparan zat-zat di udara (seperti polusi udara, asap kimia, atau racun)
  • Faktor cuaca (seperti cuaca dingin, berangin, dan panas yang didukung dengan kualitas udara yang uruk dan perubahan suhu secara drastis)
  • Mengosumsi obat-obatan tertentu (seperti aspirin, NSAID, dan beta-blocker)
  • Makanan dan minuman yang mengandung pengawet (seperti MSG)
  • Mengalami stress dan kecemasan berat
  • Bernyanyi, tertawa, atau menangis yang terlalu berlebihan
  • Parfum dan wewangian
  • Memiliki riwayat penyakit refluks asam lamung (GERG).

Penyakit asma tidak dapat disembuhkan. Pengobatan yang diberikan hanya bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah kambuh.

Berikut pilihan pengobatan yang diberikan oleh dokter :

   1.   Obat kontrol jangka panjang

Pengobatan ini bertujuan untuk mengendalikan keparahan gejala, dan mencegahnya kambuh secara berkelanjutan.

   2.   Obat kontrol jangka pendek

Pengobatan ini bertujuan untuk meredakan serangan akut dengan segera saat kejadian. Fungsinya adalah membantu meringankan gejala yang baru muncul dan kambuh sewaktu-waktu. Namun, obat ini tidak boleh diminum lebih dari 2 minggu.

Baca Juga Kemendag Uji Coba Aplikasi PeduliLindungi di Pasar Tradisional

Sumber : alodokter.com || halodoc.com || hellosehat.com

Leave a comment

Your email address will not be published.