Kenapa Harus Sunat?

Sobat Salam, seperti yang kita tahu bahwa Sunat atau khitan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Begitu pun dalam aturan agama Islam yang mewajibkan bagi setiap laki-laki untuk berkhitan. Namun, terlepas dari masalah agama, sebenarnya perlukah laki-laki melakukan sunat?

Sunat merupakan prosedur pengangkatan preputium alias kulit yang menutup kulup penis. Biasanya, prosedur ini dilakukan satu atau dua hari sejak anak laki-laki dilahirkan. Namun, bisa juga dilakukan setelah usianya beranjak remaja dan dewasa.

Apakah Laki-laki Harus di Sunat

Ternyata, penis yang tidak disunat menjadi tempat terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri lho! Itu karena, kulit kulup penis yang tidak diangkat nantinya akan menjadi tempat yang potensial untuk kotoran berkumpul.

Tentunya kondisi tersebut tidak baik ya Sob, karena jika terus dibiarkan kotoran yang menumpuk nantinya akan memicu infeksi pada organ intim tersebut.

Maka dari itu, ketika seorang laki-laki memilih untuk tidak disunat dia harus benar-benar menjaga kebersihan organ intimnya. Terutama bagian kulup yang menjadi tempat potensial menumpuknya kotoran.

Selain itu pembersihan dengan menggunakan sabun pun harus hati-hati, agar tidak ada sisa sabun yang tertinggal. Karena jika tidak, mungkin saja bisa memicu terjadinya iritasi pada bagian kulit yang sensitif.

Terlepas dari aturan agama, melakukan sunat sebenarnya bukan tindakan yang merugikan. Justru hal ini malah akan membantu kebersihan pada organ intim laki-laki menjadi lebih terjaga.

Manfaat Sunat Untuk Kesehatan

Selain itu banyak pula manfaat kesehatan lainnya yang akan didapatkan jika melakukan prosedur sunat.

Berikut berbagai macam manfaat sunat bagi kesehatan di antaranya:

  • Mengurangi risiko terjadinya infeksi pada saluran kemih, meski risiko kelainan ini pada laki-laki cenderung lebih rendah daripada wanita. Namun, infeksi lebih mudah terjadi pada laki-laki yang tidak melakukan sunat.
  • Melindungi dari berbagai macam penyakit yang menyerang penis. Seiring dengan bertambahnya usia, risiko terjadinya infeksi pada area penis akan semakin besar. Salah satunya adalah fimosis atau kulit kulup kepala penis yang tidak bisa ditarik. Melindungi dari risiko kanker penis dan kanker serviks pada pasangan. Meski terbilang jarang, kanker penis bisa terjadi pada pria yang tidak sunat.
  • Mengurangi risiko terjadinya penyakit menular seksual, seperti herpes kelamin, HPV, HIV, hingga sifilis.
  • Melindungi dari balanitis atau membengkaknya kepala penis sehingga penis terasa sakit. Laki-laki yang disunat juga terhindar dari balanoposthitis atau radang pada kulup dan kepala penis.

Kapan Sebaiknya Melakukan Sunat?

Ada yang bilang sebaiknya sunat dilakukan ketika masih bayi, karena masa pemulihannya cepat dan regenerasi sel-sel semasa bayi masih bertumbuh dengan baik.

Tak sedikit pula yang memilih melakukannya saat anak-anak, karena sepertinya budaya ini sudah berlangsung turun temurun pada masyarakat Indonesia.

Namun ada pula yang baru menjalankan sunat saat telah beranjak dewasa. Mungkin saja karena berbagai macam kondisi yang mengharuskannya sunat di usia dewasa. Meskipun sunat pada usia dewasa ini memiliki tingkat efek samping dan risiko yang cukup tinggi, namun tetap akan lebih berisiko jika tidak sunat sama sekali.

Sebenarnya semua kembali lagi pada kesiapan mental dan fisik masing-masing orang ya Sob. Selain itu Sobat juga bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli jika masih memiliki keraguan untuk melakukan sunat.

Sebaiknya lakukan sunat di tempat yang memiliki izin resmi dengan dokter yang profesional melakukan sunat ya Sob! Kalau mau sunat yang bisa dipanggil ke rumah 24/7 ya Layanan Sunat/Khitan Salam Homecare aja! Konsultasi sebelum dan setelah tindakan gratis 24 jam loh. Apalagi khusus bulan ini ada promo potongan harga pula, Yuk cek promonya sekarang sebelum kehabisan!

Leave a comment

Your email address will not be published.