Apa Itu Usus Buntu: Penyebab, Gejala, Pengobatan & Pencegahan

Usus buntu adalah salah satu jenis penyakit yang perlu Anda waspadai. Lantas apa saja penyebab, gejala, pengobatan, hingga cara pencegahannya? Simak selengkapnya dalam artikel ini!

Apa Itu Usus Buntu

Mungkin kerabat hingga saudara terdekat Anda pernah mengalami penyakit usus buntu. Perlu Anda ketahui bahwa usus buntu berpotensi diderita oleh siapa pun, bahkan Anda sendiri. Kira-kira apakah Anda sudah mengenal penyakit yang satu ini?

Penyakit usus buntu (apendisitis) atau radang usus buntu merupakan kondisi peradangan pada usus buntu atau apendiks, sebuah organ berbentuk kantong dengan ukuran sekitar 5–10 cm yang terhubung ke usus besar. 

Umumnya penyakit usus buntu paling sering terjadi pada kelompok usia 10–30 tahun. Akan tetapi anak-anak dan remaja juga dapat mengalami penyakit atau peradangan pada usus buntu ini. 

Baca juga, Perotolongan Pertama pada Serangan Asma

Penyebab Usus Buntu

Lantas apa saja hal-hal yang menyebabkan penyakit usus buntu dapat menjangkiti seseorang? Para ahli samapi sekarang masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab radang usus buntu. 

Tetapi, penyumbatan pada lapisan usus buntu yang menyebabkan infeksi diduga kuat menjadi faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. 

Hal inilah yang menjadi faktor penyebab pertumbuhan bakteri yang cepat, yang pada gilirannya menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan pembentukan nanah di dalam usus buntu.  Setidaknya ada beberapa faktor yang dapat memicu penyumbatan tersebut antara lain:  

  • Penumpukan tinja atau kotoran yang mengeras. 
  • Infeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di dinding usus buntu. 
  • Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu akibat infeksi saluran pencernaan atau bagian tubuh lainnya. 
  • Penyumbatan dalam rongga usus buntu akibat pertumbuhan parasit berlebihan dalam saluran pencernaan, seperti infeksi cacing kremi. 
  • Cedera akibat trauma pada perut. 
  • Adanya tumor.

Gejala Usus Buntu

Setelah mengetahui definisi serta penyebabnya, maka informasi yang tak kalah penting untuk Anda ketahui ialah aspek gejala dari penyakit usus buntu. 

Gejala utama penyakit usus buntu ialah nyeri perut yang disebut kolik abdomen. Nyeri ini awalnya dapat timbul di daerah pusar, kemudian berpindah ke bagian kanan bawah perut. 

Lokasi nyeri dapat bervariasi tergantung pada usia pasien dan posisi usus buntu.  Dalam beberapa jam, nyeri akibat penyakit usus buntu dapat menjadi lebih parah, terutama saat bergerak, mengambil napas dalam, batuk, atau bersin. 

Selain itu, nyeri juga dapat muncul secara tiba-tiba, bahkan saat penderita sedang tidur. Di sisi lain, gejala usus buntu juga diikuti oleh beberapa gejala lainnya, meliputi:

  • Perut kembung 
  • Rasa mual dan muntah 
  • Demam dan menggigil 
  • Hilang nafsu makan 
  • Kesulitan buang gas atau kentut 
  • Sembelit (konstipasi) 
  • Diare

Komplikasi Penyakit Usus Buntu

Penyakit usus buntu sendiri harus Anda waspadai serta mendapatkan perhatian yang cukup intens. Pasalnya, penyakit usus buntu dapat memicu komplikasi lainnya. Setidaknya ada beberapa penyakit yang bisa berpotensi timbul akibat adanya usus buntu, antara lain:

1. Abses (Kantung Bernanah)

Abses merupakan respons alami tubuh dalam mengatasi infeksi pada usus buntu. Penanganannya melibatkan prosedur penyedotan nanah dari abses atau pemberian antibiotik. 

Jika abses tersebut ditemukan selama operasi, abses dan area sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati dan antibiotik akan diberikan.

2. Peritonitas

Peritonitis adalah infeksi pada lapisan perut atau peritoneum. Gejala dari kondisi ini meliputi nyeri perut hebat yang terus-menerus, demam, dan detak jantung yang cepat. Peritonitis dapat terjadi ketika usus buntu pecah dan infeksi menyebar ke seluruh rongga perut.  

Jika tidak segera ditangani, peritonitas dapat berakibat fatal. Pengobatan yang diperlukan meliputi pemberian antibiotik dan tindakan bedah terbuka sesegera mungkin untuk mengangkat usus buntu dan membersihkan rongga perut.

3. Sepsis

Dan penyakit yang terakhir ialah Sepsis. Kondisi ini ditandai dengan bakteri yang berasal dari usus buntu mengalami pecah dan berpotensi masuk ke dalam aliran darah. 

Keadaan ini dikenal sebagai sepsis, yang merupakan kondisi serius di mana peradangan menyebar dan mempengaruhi organ tubuh lainnya. Penanganan lebih lanjut di rumah sakit diperlukan untuk kondisi ini.

Pengobatan Penyakit Usus Buntu

Jika seseorang telah mengidap penyakit usus buntu, pengobatan apa yang harus Anda lakukan? Umumnya ada beberapa tindakan pengobatan yang akan diambil untuk menangani penyakit usus buntu, meliputi

1. Obat Antibiotik

Pengobatan yang pertama ialah bisa menggunakan obat-obatan antibiotik. Biasanya tindakan ini dilakukan untuk kasus usus buntu yang ringan, sehingga tidak perlu melakukan operasi. 

Ada beberapa antibiotik yang dapat diresepkan oleh dokter, seperti cefotetan atau cefotaxime, untuk pengobatan radang usus buntu. 

Namun, jika pasien membutuhkan operasi, dokter mungkin akan memberikan antibiotik melalui infus sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengobati infeksi yang menyebabkan radang usus buntu.

2. Operasi

Langkah pengobatan atau penyembuhan yang kedua adalah operasi atau apendektomi. Langkah ini adalah upaya untuk melakukan pengangkatan dari usus buntu tersebut. Setidaknya ada dua prosedur utama dari operasi (apendektomi), ialah:

  • Apendektomi konvensional: Proses ini melibatkan pembedahan dengan membuat sayatan di daerah perut untuk mengangkat usus buntu yang terinfeksi. Setelah pengangkatan, sayatan akan ditutup dengan jahitan atau menggunakan bahan perekat.
  • Apendektomi laparoskopi: Prosedur ini melibatkan penggunaan alat khusus bernama laparoskop, yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada perut. Laparoskop memungkinkan dokter untuk melihat dan mengangkat usus buntu dengan bantuan kamera yang terpasang pada alat tersebut. Keuntungan dari apendektomi laparoskopi adalah pemulihan yang lebih cepat dan bekas luka yang lebih kecil.

Pencegahan Usus Buntu

Tapi tenang, Anda bisa melakukan langkah-langkah preventif sebagai pencegahan agar tidak terjangkit penyakit usus buntu. Langkah tersebut antara lain:

  • Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup. Air membantu menjaga fungsi pencernaan dan mencegah sembelit yang dapat menyebabkan penyumbatan usus buntu.  
  • Perbanyak konsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Serat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengurangi risiko terjadinya penyumbatan usus.  
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Melalui pemeriksaan rutin, penyakit usus buntu dapat terdeteksi sedari awal, sehingga langkah pengobatan dapat segera dilakukan.  
  • Konsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yogurt, untuk menjaga kesehatan pencernaan. Probiotik membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di saluran pencernaan.  
  • Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Olahraga membantu menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan sirkulasi darah ke organ-organ penting, termasuk usus.  

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dapat meminimalkan risiko terkena radang usus buntu.

Jaga Kesehatan Untuk Cegah Usus Buntu

Informasi di atas tentunya sangat penting untuk Anda simak. Setidaknya Anda bisa mengetahui apa saja gejala, pengobatan, hingga pencegahan sebagai langkah antisipatif. Pastikan bahwa Anda senantiasa menjalankan gaya hidup sehat.

Seperti makan-makanan yang bergizi, berolahraga, hingga melakukan check-up rutin. Kini pelayanan kesehatan semakin mudah untuk Anda jangkau. Salah satunya adalah Layanan dokter & perawat ke rumah dari Salam-Homecare.

Anda akan memperoleh pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan profesional dan melakukan konsultasi kapan pun Anda butuhkan. Jadi langsung saja cek informasi selengkapnya seputar Layanan dokter & perawat ke rumah dari Salam-Homecare

Sources:

Leave a comment

Your email address will not be published.