Sobat Salam, perut dan usus merupakan beberapa organ yang memiliki peranan penting dalam sistem pencernaan manusia. Sangat merepotkan bila terjadi gangguan pada organ-organ ini, salah satunya seperti penyakit asam lambung.
Penyakit asam lambung merupakan kondisi ketika asam lambung diproduksi oleh tubuh secara berlebihan. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati serta berbagai gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut.
Penyebab dan Gejala Asam Lambung Berlebih
Faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan ini antara lain, obesitas, berusia lanjut, melemahnya otot dinding lambung, jenis makanan tertentu, hingga efek dari obat-obatan tertentu.
Gejala yang umum dirasakan oleh seseorang yang mengalami asam lambung seperti batuk kering secara terus menerus di malam hari, adanya nyeri pada bagian dada, napas berbau tak sedap, dan gigi menjadi rusak.
Umumnya penyakit asam lambung dengan kadar ringan dapat diatasi dengan cara sederhana seperti mengubah pola hidup. Namun bagaimana jika gejala yang dialami lebih parah?
Obat yang sering digunakan untuk mengobati kelebihan asam lambung salah satunya adalah ranitidin. Pemakaian ranitidin ini bisa dengan cara injeksi cairan ranitidin melalui pembuluh darah atau dengan dikonsumsi dalam bentuk tablet. Kira-kira jenis pengobatan apa yang lebih efektif untuk mengatasinya? Mana yang lebih efektif, antara injeksi asam lambung atau obat oral?
Kegunaan Ranitidin untuk Mengobati Asam Lambung
Umumnya obat ini digunakan untuk menangani gangguan yang terjadi pada perut, tenggorokan seperti erosive esophagitis, refluks asam lambung (GERD), dan Zollinger-Ellison sindrom.
Cara kerjanya adalah dengan menurunkan kandungan asam yang dihasilkan oleh perut. Obat ini juga mungkin dapat digunakan untuk mencegah luka lain yang disebabkan oleh beberapa jenis obat seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) misalnya ibuprofen dan naproxen, hingga pendarahan pada perut maupun usus.
Untuk penggunaan ranitidine tablet tentunya harus dikonsumsi seseuai dengan petunjuk dokter. Agar dosis yang masuk ke dalam tubuh kita sesuai dan tidak berlebihan. Sehingga tidak memicu efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Pemakaian Ranitidin Injeksi
Pemberian ranitidin dengan cara injeksi biasanya hanya dilakukan untuk pengobatan jangka pendek. Ranitidin akan diberikan dengan disuntikkan hanya saat Sobat sedang dalam posisi tidak dapat mengkonsumsi obat tersebut dengan melalui mulut.
Ranitidin injeksi biasanya diberikan dengan menyuntikkannya melalui pembuluh darah vena maupun otot sesuai instruksi dokter. Jadi, khasiat dari obat ini akan lebih mudah terserap oleh tubuh secara optimal. Dosis yang diberikan dan lama perawatannya sendiri bergantung kepada kondisi medis pasien.
Efek Samping Ranitidin Injeksi
Beberapa efek samping mungkin terjadi, seperti sakit kepala, sulit buang air besar, penglihatan jadi buram, perubahan suasana hati, perasaan kelelahan yang amat sangat, perubahan detak jantung, nyeri pada perut, warna urin menjadi gelap dan beberapa gejala infeksi seperti demam hingga mengigil.
Reaksi alergi mungkin terjadi namun akan sangat jarang. Gejala-gejala alergi yang biasanya terjadi seperti munculnya ruam, terasa gatal, bengkak dan kesulitan bernapas.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Injeksi Ranitidin
Pemberian ranitidin dengan cara injeksi biasanya diberikan pada pasien yang kesulitan untuk mengonsumsi obat. Selain itu ada efek samping yang muncul pada beberapa kondisi.
Jadi sebaiknya Sobat lakukan konsultasi terlebih dahulu, untuk memastikan kondisi medis Sobat sebelum menerima pengobatan injeksi ranitidin. Agar mencegah munculnya efek samping, dan pengobatannya optimal. Dan pastikan juga injeksi ranitidin dilakukan oleh tenaga ahli ya Sob
Jika Sobat memilih untuk melakukan pengobatan asam lambung melalui injeksi, Salam Homecare menyediakan Layanan Suntik/Infus Vitamin dan Magh dengan kandungan ranitidin yang dapat meredakan nyeri lambung lebih cepat daripada obat minum oral. Khusus bulan ini juga ada promo menarik loh, Yuk cek promonya dibawah ini!