Seluncuran Waterpark Kenjeran Park Surabaya Ambrol, Korban Dikabarkan Mengalami Close Fraktur

Sobat Salam , pada Sabtu siang (7/5/2022) seluncuran air di Waterpark Kenjeran Surabaya mengalami ambrol. Menurut keterangan, korban berjumlah 16 orang, 9 diantaranya anak-anak. BPBD Kota Surabaya menyebutkan ada korban yang mengalami cedera otak hingga close fraktur (patah tulang).

Mengutip dari Surya.co.id, diduga bagian komponen seluncur kolam renang yang ada di ketinggian sekitar delapan meter itu patah. Tidak ada korban yang meninggal dunia akibat kejadian tersebut.

Close fraktur adalah patah tulang yang tidak menyebabkan robeknya kulit (Smeltzer & Bare, 2002). Terjadi jika tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih karena kulit masih utuh tanpa komplikasi (Wahid, 2013).

Penyebab Close Fraktur

Penyebab Close Fraktur
Source : Alomedika.com

Penyebab patah tulang dibagi dalam tiga bagian :

1. Trauma langsung dan tidak langsung

  • Kekerasan langsung. Kekerasan secara langsung menyebabkan tulang patah pada titik terjadinya kekerasan itu, misalnya tulang kaki terbentur bemper mobil, maka tulang akan patah tepat ditempat terjadinya benturan.
  • Kekerasan tidak langsung. Jika titik tumpul benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan, jauh dari ketinggian dengan berdiri atau duduk sehingga terjadi patah tulang belakang.

2. Proses suatu penyakit

Merupakan fraktur yang secara primer terjadi karena adanya proses pelemahan tulang akibat suatu proses penyakit atau kanker yang bermetastase atau osteoporosis.

3. Stress pada tulang

Jika suatu tulang diberikan tekanan yang berulang-ulang.

Diagnosa Close Fraktur

Diagnosa Close Fraktur
Source : Alodokter.com

Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada pasien Fraktur menurut Doenges, dkk (2010) sebagai berikut :

  • Risiko terjadi trauma, gerakan frame tulang.
  • Nyeri fisik (trauma jaringan lunak)
  • Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, darah cedera langsung vaskular, trauma jaringan.
  • Risiko gangguan pertukaran gas, perubahan membran alveolar kapiler.
  • Kerusakan mobilitas fisik dan imobilisasi
  • Risiko kerusakan integritas kulit / jaringan, pemasangan plat dan screw.
  • Risiko tinggi terhadap infeksi, prosedur invasif.
  • Kurang pengetahuan, tindakan familiar dengan sumber informasi.

Baca Juga :

Leave a comment

Your email address will not be published.