Calon Bintara Ini Gagal Karena Buta Warna

Sobat salam, beberapa waktu lalu terjadi sebuah polemik dari dunia Pendidikan calon polisi. Pasalnya Polda Metro Jaya menyatakan bahwa ada seorang calon bintara yang bernama Fahri, tidak lulus karena dinyatakan buta warna parsial.

Dikutip dari detiknews, bahwa Fahri ini mengikuti tes seleksi calon Bintara Polisi tahun anggaran 2021 dan mendaftar sebagai anggota Polri di Polres Metro Jakarta Timur. Meski setelah mengikuti beberapa rangkaian tahapan seleksi dari awal hingga akhir di Polda Metro Jaya dan dinyatakan lolos seleksi tahap 1, namun ketika panitia pusat melakukan supervisi terhadap peserta, diketahuilah Fahri dinyatakan memiliki permasalahan buta warna parsial, sehingga Fahri gagal mengikuti Pendidikan Bintara Polri TA 2021.

Lalu apa sih buta warna parsial itu? Apakah akan mengganggu proses pendidikan polisinya? Berikut ini penjelasan buta warna parsial.

Pengertian Buta Warna Parsial

Source : tirto.id

Buta warna merupakan kondisi saat kualitas penglihatan terhadap warna berkurang. Pengidap kondisi ini biasanya akan kesulitan dalam membedakan warna tertentu. Namun pengidap kondisi ini masih dapat melatih diri dalam beradaptasi, sehingga dapat menjalankan aktivitas hariannya dengan normal.

Berikut ini adalah ciri dan karakteristik dari kondisi buta warna :

  • Melihat warna biru tampak kehijauan. Selain itu, pengidap kondisi ini akan sulit membedakan warna merah muda dengan kuning dan merah.
  • Melihat warna biru seperti hijau. Selain itu, pengidap akan melihat warna kuning, seperti abu-abu atau ungu terang.

Lalu apa yang dimaksud dengan buta warna parsial?

Buta warna parsial merupakan jenis buta warna yang paling umum dialami. Pengidap buta warna akan memiliki pandangan yang berbeda tentang warna serta tidak dapat membedakan warna tertentu. Buta warna parsial biasanya terjadi ketika salah satu anggoita keluarga memiliki kelainan pada fotopigmen, yaitu molekul pada sel-sel retina.

Selain karena adanya faktor keturunan, buta warna, dapat disebabkan oleh paparan zat kimia berbahaya atau cedera fisik pada beberapa area tubuh, seperti mata, saraf penglihatan, dan bagian otak yang bertugas untuk memproses informasi warna. Tidak hanya itu, katarak dan usia juga dapat menjadi penyebab seseorang mengalami buta warna.

Klasifikasi Buta Warna Parsial

Source : nextren.grid.id

Buta warna parsial memiliki dua golongan, yaitu kesulitan membedakan warna pada gradasi merah-hijau dan sulit membedakan warna biru-kuning.

Untuk pengidap yang kesulitan membedakan warna merah-hijau, kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya fungsi sel kerucut merah atau kerucut hijau. Buta warna ini terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :

  • Deuteranopia, yaitu ketika pengidap melihat warna merah menjadi kuning kecoklatan dan warna hijau menjadi krem.
  • Protanopia, yaitu ketika pengidap melihat warna merah tampak hitam, warna jingga dan hijau akan terlihat kuning, dan sulit membedakan warna ungu dan biru.
  • Protanomali, yaitu ketika pengidap melihat warna jingga, merah, dan kuning tampak lebih gelap menyerupai warna hijau.
  • Deuteranomalia, yaitu ketika pengidap melihat warna hijau dan kuning menjadi kemerahan, dan sulit membedakan warna ungu dan biru.

Sementara itu, buta warna biru-kuning terbagi menjadi dua macam, yaitu:

  • Tritanomali, yaitu ketika pengidap melihat warna biru tampak lebih hijau, serta sulit membedakan kuning dan merah.
  • Tritanopia, yaitu ketika pengidap melihat warna biru lebih tampak hijau dan warna kuning tampak menjadi ungu atau abu-abu muda.

Sejak lahir, manusia sudah mengenali warna-warna di sekitarnya. Oleh karena itu, sebagian besar pengidap buta warna parsial tidak menyadari jika mereka mengalami gangguan tersebut. Untuk mengatasinya, pengidap dapat menggunakan lensa kontak yang dapat membantu membedakan warna. Sedangkan untuk mendiagnosis kondisi ini, dibutuhkan sebuah tes guna memastikan seseorang memang benar mengidap buta warna parsial.

Buta warna parsial yang diwariskan melalui genetik keluarga tidak dapat disembuhkan, karena tidak mungkin menggantikan sel kerucut pada retina. Namun, jika buta warna parsial terjadi karena efek samping mengonsumsi obat-obatan tertentu, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan khusus.

Nah pesan dokter yang praktis tanpa perlu keluar rumah dengan harga yang terjangkau di Salam Homecare aja! Dokter dan perawatnya sedia 24 jam ke rumah Sobat loh! Yuk cek layanannya dibawah!

Baca Juga :

Leave a comment

Your email address will not be published.